"Tidak ada indikasi akan krisis, ini sangat beda sekali. Lihat kondisi fundamentalnya sajalah," ujar Bambang di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (31/7/2015).
Menurutnya, pelemahan Rupiah masih dipengaruhi oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang lainnya. Sehingga, Rupiah tidak mengalami pelemahan sendiri.
"Krisis kita sudah rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan tidak ada kok, kan saya bilang dulu itu rupiah sendiri melemah terhadap dolar. Kalau kondisi suatu mata uang melemah sendirian problem di dia, artinya kalau sekarang ini kan memang problem di dolar," imbuh dia.
Lebih lanjut dia menjelaskan, belum adanya kepastian mengenai kenaikan tingkat suku bunga The Fed, turut menjadi pemicu adanya terjadinya spekulasi di pasar, yang berimbas pada kondisi pasar. "Yang lainnya belum tentu ada masalah, tetapi karena dari dolar yang relatif menguat melemah lah otomatis," tandasnya.
Sekedar informasi, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS pada pergerakan siang ini semakin terpuruk. Rupiah menembus pelemahan terendahnya ke level Rp13.512 per USD.
Melansir data Bloomberg, kurs Rupiah pada perdagangan non-delivery forward (NDF) tercatat melemah 45 poin atau 0,34 persen ke Rp13.504 per USD. Dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp13.458 per USD.
(Martin Bagya Kertiyasa)