Tercatat, angka PHK yang dirilis Kementerian Tenaga Kerja mencapai 26.500 per Agustus 2015, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan mencapai 27.000 pekerja terkena PHK. Para pengusaha yang tergabung dalam Apindo pun menyebut angka PHK tersebut lebih besar.
Sementara, dari asosiasi-asosiasi seperti Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), PHK mencapai 35.000, sedangkan data dari Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) mencatat angka PHK sebesar 62.321 per September 2015.
"Kamu lihat saja di lapangan. Karena kalau ada info seperti itu saya suruh kejar ke lapangan. Nyatanya juga angka itu (PHK) tidak jelas," tegas Jokowi di pabrik PT Adis Dimension Footwear, Senin (5/10/2015).
Jokowi menambahkan, saat ini dengan adanya program 'Investasi Padat Karya Menciptakan Lapangan Kerja' akan mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak.
Program ini dalam kurun waktu lima tahun (2015-2019) akan mampu menyerap sebanyak 121.285 dari 16 perusahaan investasi padat karya di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah.
"Jadi mikirnya jangan yang itu (PHK). Mikirnya itu rekrutmen ini lho. Kamu berarti pesimis. Kita ini golongan optimis. Penting, penting. Tapi karena beda-beda (angka)," tukasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)