Ekonom Bank BRI Anggito Abimanyu mengatakan, mata uang negara adidaya ini melemah lantaran buruknya data tenaga kerja yang baru dirilis.
"Data tenaga kerjanya mereka rilis yang baru kurang baik, ya sehingga mempengaruhi persepsi terhadap penguatan dolar, sehingga Rupiah dan seluruh mata uang regional menguat," paparnya.
Selain itu, penguatan nilai tukar juga didukung oleh rilis deflasi bulan September membuat kepercayaan kepada Indonesia meningkat.
"Faktor deflasi, itu membuat kepercayaan ke pelaku pasar bahwa kondisi inflasi mulai terkendali," katanya.
(Rizkie Fauzian)