JAKARTA - “Orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin.” Barangkali hampir semua dari kita pernah mendengar istilah seperti ini, bukan?
Perbedaan akses terhadap sumber-sumber penghidupan dan segala kemudahan di dalam menjalani hari-harilah yang pada akhirnya melahirkan perbedaan di antara orang miskin dan orang kaya. Namun, satu hal yang tak kalah penting dan memiliki peran besar di dalam terbentuknya perbedaan tersebut adalah pola pikir manusia yang juga akan berpengaruh pada tingkat kesejahteraan yang akan dicapainya di dalam kehidupannya.
Dalam hal ini, pola pikirlah yang akan menjadi penentu dan memegang pengaruh besar bagi seseorang di dalam mengambil keputusan-keputusan dan tindakan yang akan dilakukan di dalam kehidupannya. Hal ini tentu saja akan sangat mempengaruhi kehidupan orang tersebut secara keseluruhan.
Pada sebagian orang, pola pikir yang cerdas inilah yang akan membuat mereka maju dan mampu bertahan serta memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih baik dari yang lainnya sehingga mereka menjadi semakin kaya. Sedangkan bagi sebagian orang lainnya yang memilki pola pikir yang keliru dan tidak begitu cerdas, mereka akan terpuruk dan tersesat di dalam lingkaran kemiskinan itu sendiri.
Banyak orang akan berpikir bahwa hidup sederhana (sehat dan cukup makan saja) adalah gambaran kehidupan yang pas / ideal dan menerima hal tersebut sebagai sebuah hal yang tidak lagi / tidak perlu berubah sama sekali.
Hal ini tentu saja sebuah pola pikir yang keliru, karena dengan pemikiran yang demikian maka kita tidak akan pernah mengalami kemajuan dan tetap berada di dalam lingkaran kelompok dengan taraf hidup yang pas-pasan (miskin).
Beberapa poin di bawah ini adalah perbedaan pola pikir antara orang miskin dan orang kaya: