Pelonggaran Moneter dan Prospek Emiten Properti

Koran SINDO, Jurnalis
Rabu 30 Maret 2016 13:57 WIB
Ilustrasi: Shutterstock
Share :

GWM Primer merupakan simpanan minimum yang wajib dipelihara bank nasional di bank sentral dalam bentuk rekening giro yang dihitung dari persentase dana pihak ketiga. Dengan penurunan GWM itu, bank nasional akan memperoleh amunisi baru untuk menyalurkan kredit lebih besar lagi walaupun amat disadari bahwa permintaan kredit sekarang ini sedang lesu darah.

Ketiga, OJK pun menurunkan batas atas suku bunga deposito maksimal 75 bps (0,75 persen) di atas BI Rate untuk bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV dan maksimal 100 bps (1 persen) untuk BUKU III yang efektif 16 Maret 2016. Pemangkasan itu diambil mengingat banyak BUMN yang sering minta suku bunga deposito lebih tinggi.

Dampak Positif Pelonggaran Moneter

Lantas, dampak positif apa saja yang akan muncul pascapelonggaran moneter? Pertama, penurunan BI Rate ternyata sanggup mendorong perbaikan iklim investasi di Indonesia. Indikator itu tercermin pada credit default swap (CDS) yang semakin membaik. CDS Indonesia bertenor lima tahun sebesar 185,11. Hal ini merupakan level terendah sejak Agustus 2015.

Pencapaian tersebut juga membaik 19,48 persen dari posisi akhir 2015 atau year to date. Semakin rendah angka CDS, berarti risiko berinvestasi di kawasan tersebut semakin minim. Sebaliknya, semakin besar angka CDS menandakan risiko kian tinggi (Harian Kontan , 21 Maret 2016). Tak berhenti di situ. Profil risiko negara (country risk ) Indonesia juga menjadi salah satu elemen penting yang sangat dipertimbangkan oleh investor global.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya