Kebutuhan Rumah Murah Masih Tinggi

Koran SINDO, Jurnalis
Rabu 11 Mei 2016 13:15 WIB
Ilustrasi: Shutterstock
Share :

JAKARTA - Sebagai salah satu kebutuhan primer bagi setiap orang, hunian atau tempat tinggal yang layak seharusnya sudah menjadi elemen yang terpenuhi. Walaupun sudah ada usaha pemerintah dan swasta dalam menyelesaikan masalah, nampaknya kondisi kebutuhan dasar ini masih menjadi barang mewah yang sulit untuk dimiliki.

Pertumbuhan perumahan yang berkembang banyak justru lebih kepada tipe hunian premium komersial. Sedangkan hunian untuk menengah, terkadang walaupun tersedia kondisi dan akses hunian masih jauh dari kata layak.

Menurut Aleviery dari Colliers International Indonesia, pasokan rumah tapak di Indonesia masih kurang. Diperkirakan pemerintah seharusnya bisa menyediakan setiap tahunnya 1 juta rumah tapi yang bisa terpenuhi hanya 40-50 persen. (Baca juga: Banyak Pilihan Rumah Murah di Kawasan Pinggiran)

‘’Kebutuhan akan rumah tapak akan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk,” ujarnya. Berbicara tentang harga hunian kelas menengah ini, memang sudah ditentukan sesuai pendapatan masyarakat dan jika ada perbedaan biasanya akan memiliki keunggulan lebih.

Aleviery mengatakan, harga yang tersedia sudah ada acuan dari pemerintah dan jika melebihi ketentuan tentunya mempunyai banyak kelebihan dari segi fasilitas, tipe dan material yang digunakan.

“Sarana dan prasarana kelas menengah seharusnya lebih baik daripada rumah sederhana atau rumah bersubsidi. Harga tentunya lebih mahal,”ujarnya.

Dia pun memberikan kesimpulan bahwa selama uang muka dan cicilannya terjangkau akan menarik minat masyarakat untuk membeli rumah tapak maupun apartemen. Peran serta peningkatan keterbutuhan hunian kelas menengah, selain karena peren pemerintah juga komitmen pengembang.

Head of Corporate Planning and Asset Management PT HK Realtindo Yudi Ali mengatakan, hunian atau tempat tinggal yang layak merupakan hak dasar bagi setiap warga, tidak terkecuali bagi masyarakat menengah bawah. Masalahnya, penyediaan tempat tinggal layak ini belum mampu memenuhi kebutuhan yang ada.

Bahkan backlog (kekurangan jumlah hunian) perumahan bagi MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) cenderung makin meningkat meski pembangunan terus dilakukan. Sulitnya memecahkan masalah backlog ini terkait dengan semakin mahalnya harga lahan, biaya kontruksi yang terus meningkat, peningkatan suku bunga dan tingginya down payment.

Untuk ini diperlukan campur tangan pemerintah yang lebih serius, baik menyediakan fasilitas khusus bagi masyarakat maupun developer. “Setiap developer memiliki komitmen 1,2 dan 3 dimana setiap pengembangan 1 unit residensial premium, berarti harus juga membangun 2 unit rumah menengah dan 3 rumah sederhana. Untuk itu HKR tidak hanya mengembangkan bisnis residensial premium tapi juga perumahan kelas menengah dan tempat tinggal kelas pekerja,” ujarnya.

Lokasi dan akses merupakan dua hal yang menjadi acuan utama seseorang membeli sebuah hunian. Dalam hal ini Yudi menerangkan bahwa kelebihan HKR adalah berada di kawasan industri, maka produk yang ditawarkan HKR berdekatan dengan lokasi kerja dan selalu berpotensi mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi karena memiliki future development lingkungan yang cukup baik, seperti LRT, akses tol dan fasilitas umum lainnya. Untuk diketahui beberapa pengembangan yang dikerjakan oleh HKR bagi kelas menengah beberapa diantaranya adalah, Cendana Residence, Sawangan merupakan perumahan landed (tapak) yang ditujukan bagi kelas menengah. (Baca juga: Rumah Murah di Wilayah Penyangga Ibu Kota)

Dengan harga terjangkau, HKR menawarkan berbagai program kemudahan, mulai dari booking fee dan DP ringan hingga berbagai program promosi lainnya. Selain itu ada juga Enviro, apartemen kelas pekerja atau karyawan yang dikembangkan di tengah kawasan industri Jababeka Cikarang untuk membantu karyawan memiliki hunian layak yang bernilai tinggi karena dekat dengan lokasi kerja dan memiliki berbagai fasilitas penunjang yang membuat penghuni nyaman.

Dan yang terakhir Olympic Residence, apartemen kelas pekerja / karyawan yang dikembangkan di tengah kawasan industri Olympic Sentul, Bogor untuk membantu karyawan memiliki hunian layak yang bernilai tinggi karena dekat dengan lokasi kerja dan berdekatan dengan akses tol, dan berbagai pusat kegiatan masyarakat dan jalur transportasi umum, seperti angkutan kota, bus dan LRT.

(Rizkie Fauzian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya