Kebutuhan Rumah Murah Masih Tinggi

Koran SINDO, Jurnalis
Rabu 11 Mei 2016 13:15 WIB
Ilustrasi: Shutterstock
Share :

“Sarana dan prasarana kelas menengah seharusnya lebih baik daripada rumah sederhana atau rumah bersubsidi. Harga tentunya lebih mahal,”ujarnya.

Dia pun memberikan kesimpulan bahwa selama uang muka dan cicilannya terjangkau akan menarik minat masyarakat untuk membeli rumah tapak maupun apartemen. Peran serta peningkatan keterbutuhan hunian kelas menengah, selain karena peren pemerintah juga komitmen pengembang.

Head of Corporate Planning and Asset Management PT HK Realtindo Yudi Ali mengatakan, hunian atau tempat tinggal yang layak merupakan hak dasar bagi setiap warga, tidak terkecuali bagi masyarakat menengah bawah. Masalahnya, penyediaan tempat tinggal layak ini belum mampu memenuhi kebutuhan yang ada.

Bahkan backlog (kekurangan jumlah hunian) perumahan bagi MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) cenderung makin meningkat meski pembangunan terus dilakukan. Sulitnya memecahkan masalah backlog ini terkait dengan semakin mahalnya harga lahan, biaya kontruksi yang terus meningkat, peningkatan suku bunga dan tingginya down payment.

Untuk ini diperlukan campur tangan pemerintah yang lebih serius, baik menyediakan fasilitas khusus bagi masyarakat maupun developer. “Setiap developer memiliki komitmen 1,2 dan 3 dimana setiap pengembangan 1 unit residensial premium, berarti harus juga membangun 2 unit rumah menengah dan 3 rumah sederhana. Untuk itu HKR tidak hanya mengembangkan bisnis residensial premium tapi juga perumahan kelas menengah dan tempat tinggal kelas pekerja,” ujarnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya