Semen Tonasa Jajaki Lini Bisnis Baru

Koran SINDO, Jurnalis
Selasa 24 Mei 2016 10:51 WIB
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
Share :

PANGKEP - Salah satu produsen semen nasional PT Semen Tonasa, anak usaha PT Semen Indonesia (Tbk), tengah menjajaki lini bisnis baru yang masih berhubungan dengan industri semen.

”Tentu kita harus terus membuat strategi baru. Kita tengah memulai kerja sama di bidang precast bersama Jepang. Saat ini sedang tahap pembicaraan menuju MoU (nota kesepahaman),” kata Direktur Utama Semen Tonasa Andi Unggul Attas, di Kantor Pusat PT Semen Tonasa, Pangkep, 70 kilometer dari Kota Makassar.

Direktur Komersial Semen Tonasa Try Abdisatrijo menambahkan, induk usaha akan menandatangani nota kesepahaman dengan salah satu investor swasta asal Jepang untuk kemudian membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan perusahaan afiliasi Semen Tonasa. Adapun, penandatanganan nota kesepahaman itu akan diteken sebelum semester I-2016 berakhir.

”Kalau bisa, tahun ini (sudah bisa dimulai) karena begitu nanti ada MoU dengan holding baru, kita laksanakan kebijakan holding dengan kebijakan kita,” tuturnya.

Try mengungkapkan, JICA (Japan International Corporation Agency) yang mendorong kerja sama kedua perusahaan juga akan memberikan hibah senilai Rp11 miliar untuk pengadaan peralatan. Sementara, Semen Tonasa akan mengalokasikan dana Rp100 miliar dari belanja modal tahun ini yang dianggarkan Rp500 miliar untuk keperluan kerja sama.

Pada tahap awal, kata Try, perusahaan patungan akan menggarap proyek precast saluran air di Makassar milik JICA. Rencana baru tersebut tak berarti membuat perusahaan mengabaikan penjualan semen sebagai lini bisnis utama. Try mengatakan, hingga April 2016 Semen Tonasa masih mendominasi pangsa pasar di kawasan Timur dan Tengah Indonesia sebesar 40%.

Pangsa pasar ini mengalahkan dua kompetitor utama yang ada di kawasan tersebut masing-masing Semen Tiga Roda (22,9 persen) dan Semen Bosowa (15,6 persen). Kendati demikian, Try mengakui, penjualan semen dalam dua tahun terakhir tidak terlalu menggembirakan lantaran pertumbuhan penjualan selalu meleset dari target yang ditetapkan perusahaan pada awal tahun.

Pada kuartal I-2016 penjualan semen hanya mencapai 1,5 juta ton atau hanya tumbuh 4,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015.

”Padahal, target kita tahun ini bisa tumbuh 5,5 persen,” kata dia.

Sementara, Unggul mengatakan, banyaknya pemain besar di industri semen dalam negeri membuat persaingan memperebutkan pangsa pasar menjadi ketat.

Banyak pemain di industri semen membuat kondisi industri semen secara nasional saat ini masih kelebihan produksi. Total produksi semen mencapai 90 juta ton per tahun, sementara kebutuhan masih 60 juta ton per tahun.

”Makanya sebagian kita ekspor. Kita ekspor paling banyak ke Dili, Timor Leste. Dalam waktu dekat kita juga mau ekspor ke Filipina karena di sana terjadi kelangkaan semen. Kita juga sedang melihat peluang ke Australia karena di sana sudah tidak boleh ada pabrik semen. Papua Nugini juga sedang kita jajaki,” tuturnya.

Dia mengungkapkan, penjualan semen amat tergantung dari pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, melemahnya daya beli masyarakat juga memukul penjualan semen ritel yang porsinya mendominasi hingga 70 persen. Sementara, porsi semen untuk proyek hanya 30 persen.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya