Di awal masa berdirinya, manajemen Unpam berada di bawah Yayasan Primajaya. Lahan dan semua aset yang dipakai Unpam sendiri merupakan "pinjaman" dari Yayasan Sasmita Jaya pimpinan Darsono. Ketika itu, Darsono yang sedang fokus mengembangkan SMEA Sasmita Jaya memberi tenggat waktu kepada Yayasan Primajaya untuk mandiri dalam waktu tujuh tahun.
Namun, hingga tahun keempat, Unpam hanya menjadi almamater bagi 120 mahasiswa. Darsono, melalui Yayasan Sasmita Jaya, kemudian mengambil alih manajemen Unpam. Dayat Hidayat, yang kini menjabat sebagai rektor Unpam mengenang, di era peralihan manajemen inilah masa uang kuliah murah di Unpam dimulai.
"Mulai dari Rp100 ribu per bulan, kini mahasiswa Unpam cukup mengeluarkan uang Rp200 ribu setiap bulannya untuk menjalani studi. Tidak ada beban biaya gedung atau uang pangkal," ujar Dayat dalam perbincangan dengan Okezone, belum lama ini.
Dengan biaya serendah itu, kampus yang dikenal dengan julukan Universitas Paling Murah ini pun menjadi favorit di kalangan menengah ke bawah. Banyak mahasiswanya merupakan pekerja dengan gaji pas-pasan seperti OB, petugas cleaning service hingga pemulung dan kuli bangunan.
Jenjang pendidikannya pun terbilang lengkap, mulai dari diploma, sarjana hingga magister dan doktor. Begitu pula program studi yang tersedia, dari ilmu sosial seperti hukum, sastra dan ekonomi hingga ilmu eksakta yang terkenal butuh banyak biaya seperti teknik.
Jatuh Bangun Membesarkan Unpam