NEW YORK – Pasar saham di Amerika Serikat ternyata juga turut mengalami perlambatan meskipun terdapat rencana kenaikan suku bunga acuan dari the Fed. Untuk mengatasi hal ini, Bursa Efek Chicago bahkan telah berencana untuk mengadopsi apa yang mereka sebut sebuah Likuiditas Taking Access Delay (LATD), yaitu penundaan 350 mikrodetik bagi mereka yang tetap ingin bertransaksi di lantai bursa.
Dalam upaya ini, meskipun harga dinamis, namun terdapat kesempatan di mana pembeli bisa mendapatkan harga lama sebelum penjual dapat mengubah harga sahamnya atau sebaliknya.
Bursa Efek Chicago mengatakan, dalam LTAD ini juga dirancang untuk menetralisir perdagangan berkecepatan tinggi yang terlibat dalam arbitrage latency. Mereka berusaha untuk menghentikan pembeli mengambil keuntungan dari batas waktu yang telah ditetapkan.
"LTAD dirancang untuk menetralisir kelebihan kecepatan perdagangan dan dengan mikrodetik dapat dimanfaatkan oleh pelaku pasar low-latency terlibat dalam strategi arbitrage latency sehingga dapat mengurangi likuiditas yang dapat merusak keadaan di pasar saham,” demikian laporan Bursa Efek Chicago seperti dikutip Business Insider.
Langkah ini juga diambil setelah melihat adanya ketidakstabilan pada perdagangan di indeks S&P 500. Saat ini, beberapa pasar saham global pun juga tengah melakukan beberapa penyesuaian dalam menghadapi rencana the Fed untuk menaikkan suku bunga.
(Martin Bagya Kertiyasa)