Urea Tak Terpengaruh Pupuk Impor China

Koran SINDO, Jurnalis
Kamis 12 Januari 2017 10:50 WIB
Ilustrasi : Okezone
Share :

KARAWANG – Harga pupuk urea bersubsidi masih lebih murah dari harga pupuk impor. PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC), Kabupaten Karawang pun menegaskan, pupuk impor asal China tak membuat petani lokal berpaling dari urea bersubsidi.

“Yang saya tahu harga pupuk impor dari Tiongkok di Pelabuhan Tanjung Priok Rp2.600/ kg. Sementara harga pupuk bersubsidi di tingkat petani hanya Rp1.800/kg untuk jenis urea, NPK Rp2.300/kg dan pupuk organik Rp500/kg,” kata Manajer Humas PKC Ade Cahya, kemarin. Menurut dia, serbuan pupuk impor hanya berpengaruh kepada pupuk nonsubsidi yang harganya mencapai Rp4.000/ kg.

Namun begitu, hal tersebut tidak terpengaruh secara keseluruhan karena dari jumlah produksi PKC hanya 10 % pupuk yang nonsubsidi. PKC tidak menghiraukan hal itu karena hingga saat ini produksi pupuk PKC masih difokuskan untuk membantu para petani pangan. Karena 90% pupuk urea produksi PKC diarahkan untuk menjaga ketahanan pangan nasional atau memenuhi kebutuhan petani (pupuk bersubsidi).

Selebihnya baru diarahkan untuk keperluan industri dan perkebunan. “Kami yakin petani tidak akan menggunakan pupuk impor yang harganya lebih mahal, sementara kualitasnya masih diragukan,” katanya. Harga pupuk impor, terang dia, bisa lebih murah karena harga pembelian gas alam yang merupakan bahan baku pupuk di China jauh lebih murah ketimbang harga gas di Indonesia.

Harga gas alam di China hanya USD3/MMBTU, sedangkan harga gas alam di Indonesia USD6/ MMBTU, atau dua kali lipat harga gas di Tiongkok. “Untuk bisa bersaing dengan China di pasar pupuk nonsubsidi, pemerintah harus bisa menekan harga gas alam minimal sama dengan di China yakni USD3/MMBTU,” jelasnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya