Uni Eropa Tidak Cocok untuk Sektor Peternakan Indonesia

Feby Novalius, Jurnalis
Rabu 01 Februari 2017 17:28 WIB
Ilustrasi: (Foto: Antara)
Share :

JAKARTA - Indonesia masih melakukan penjajakan dalam perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa yang tergabung dalam Comprehensive Economic Parthenership Agreement (EU-CEPA). Hal ini pun masih menuai pro kontra apakah benar Indonesia akan masuk.

Perwakilan Indonesian Aids Coalition Putri Sindi menilai, pasar Uni Eropa tidak tepat untuk sisi peternakan. Di mana dalam Undang-Undang Peternakan disebutkan Indonesia hanya boleh mengimpor hewan ternak apapun bentuknya dari negara yang terbebas penyakit mulut dan kuku.

"Nah Uni Eropa tidak masuk itu. Indonesia impor ternak dari Australia dan New Zaeland. Jangan langgar aturan," tegasnya dalam diskusi EU-CEPA, di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2017).

Selain itu, Putri menilai ada desakan negara Uni Eropa terhadap pemerintah dalam melonggarkan perizinan pada proses perundingan Indonesia-EU CEPA. Perizinan tersebut terkait sertifikasi produk halal.

"Halal pada kemasan produk Eropa bukan dalam konteks sesuatu yang menarik. Jadi diusahkan oleh Uni Eropa dalam perundingan perjanjiannya untuk dilonggarkan,"tuturnya.

Sementara itu, Perwakilan Koalisi Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Zainal Arifin Fuad menilai, EU-CEPA membuat kondisi perikanan mengalami eksploitasi berlebih. Seperti pengalaman Afrika yang menjalin kerjama dengan Uni Eropa, di mana untuk produk perikanan terjadi kelebihan produksi, alhasil nelayan tradisonal kesulitan mendapatkan ikan karena aksesnya semakin sulit (eksploitasi perikanan).

"Dampaknya (EU-CEPA) akan terjadi apabila Indonesia teruskan perjanjian ini," ujarnya.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya