JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini melakukan rapat terbatas (ratas) tentang masalah pertembakauan. Ratas ini dilakukan setelah Jokowi menerima para pimpinan lembaga tinggi negara di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.
Menurut Jokowi, persoalan tembakau ini harus dilihat dari 2 aspek. Pertama adalah aspek kesehatan dan keberlangsungan hidup para petani tembakau.
Saat ini, konsumsi rokok tercatat masih tinggi di Indonesia. Bahkan, rokok menduduki peringkat kedua konsumsi tertinggi masyarakat miskin di Indonesia.
"Informasi yang saya terima rokok menempati peringkat dua konsumsi rumah tangga miskin, dan rumah tangga miskin lebih memilih belanja rokok dari pada belanja makanan bergizi. Dana yang dikeluarkan untuk konsumsi produk tembakau 3,2 kali lebih besar dari pengeluaran untuk telur dan susu. 4,2 kali dari pengeluaran untuk beli daging, 4,4 kali dari biaya pendidikan dan 3,3 kali lebih besar dari biaya kesehatan," jelasnya di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (14/3/2017).
Tingginya konsumsi rokok ini tentunya akan berdampak pada tingginya biaya kesehatan. Keadaan ini tentunya akan semakin membebankan masyarakat kecil yang selama ini merupakan konsumen rokok di Indonesia.