"Kami ingin ada expert dari Prancis yang bisa bantu meningkatkan capacity building untuk desain dan model produk-produk IKM kita agar berdaya saing global," paparnya. Apalagi, Prancis dikenal sebagai pusat mode dunia.
Menperin berharap pula, IKM dalam negeri dapat berkontribusi pada rantai pasok industri-industri besar asal Prancis. Misalnya, IKM komponen akan didorong bermitra dengan perusahaan penerbangan, Airbus Group.
"Selain itu, menjalin kerja sama dengan Airbus Group untuk mendirikan engineering center, mengingat besarnya kebutuhan industri MRO di Indonesia," ungkapnya.
Airlangga menegaskan, pihaknya memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan IKM karena berperan penting sebagai tulang punggung perekonomian nasional.
Sektor ini mendominasi dari jumlah populasi industri di Indonesia sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja dan devisa.
Kemenperin mencatat IKM meningkatkan nilai tambah di dalam negeri yang cukup signifikan setiap tahun. Hal ini terlihat dari capaian pada tahun 2016 sebesar Rp520 triliun atau meningkat 18,3 persen dibandingkan pada 2015. Sedangkan, tahun 2017, penambahan tenaga kerja sektor IKM diperkirakan sebanyak 400.000 orang.
Dukungan lainnya, Kemenperin telah meluncurkan program e-Smart IKM. Program itu untuk memfasilitasi dan mengintegrasikan IKM dalam negeri dengan marketplace dan e-commerce yang telah ada di Indonsia agar mampu berkompetisi di tingkat global dan meningkatkan akses pasar.
Mitra Strategis Di samping itu, Menperin Airlangga memandang Prancis sebagai mitra strategis bagi Indonesia dalam pengembangan sektor industri. Terlebih lagi, Prancis dikenal sebagai negara yang memiliki inovasi teknologi di bidang kedirgantaraan, pertahanan, dan transportasi.