Pelecehan muncul dalam berbagai bentuk dan bisa terjadi pada pegawai pria, tapi studi menemukan bahwa wanita lebih rentan terkena pelecehan karena secara umum, pria lebih banyak menempati posisi superior di tempat kerja dan struktur sosial menyebabkan wanita lebih mudah merasa terintimidasi. Lebih parahnya lagi, kasus pelecehan ini kadang tidak dilaporkan karena korban merasa malu, takut kehilangan pekerjaan, atau karena alasan lainnya.
5. Keseimbangan karier dan keluarga
Menyeimbangkan antara kerja dan keluarga kadang masih menjadi beban pikiran wanita karier yang sudah berkeluarga. Tuntutan dari kedua sisi acap menimbulkan keresahan sehingga memaksa mereka memilih salah satunya dan seringnya, impian karier merekalah yang menjadi korban.
6. Persepsi negatif terhadap sikap ambisius
Sebutan “bossy“, “terlalu agresif” dan “emosional” paling banyak ditujukan pada pegawai wanita, begitu hasil temuan survei Fortune terhadap lebih dari 200 ulasan performa di tempat kerja. Konotasi negatif yang mengikuti panggilan ini kadang kala bukan refleksi dari kepribadian si pegawai. Pegawai wanita yang cenderung ambisius dan blak-blakan banyak menerima sebutan tersebut karena prilaku mereka yang aktif mengejar kemajuan karier dianggap tidak sesuai dengan kepribadian tradisional wanita yang lemah lembut. Demikian ditulis situs Qerja.
(Tuty Ocktaviany)