JAKARTA - PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 28,99% secara tahunan (year on year/yoy) atau senilai Rp1,05 triliun di kuartal I-2017 dibandingkan tahun lalu yang hanya sebesar Rp814 miliar.
Direktur Utama Bank Danamon Sng Seaw Wah menjelaskan, kenaikan laba bersih tersebut didorong oleh sejumlah faktor, seperti pendapatan bunga bersih yang tumbuh 5% menjadi Rp3,5 triliun tumbuh dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp3,3 triliun. Hal tersebut dikarenakan turunnya biaya dana.
Rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio) juga tercatat membaik, yaitu sebesar 47,5% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 48,3%. Pada periode yang sama, kualitas aset yang membaik menghasilkan penurunan hingga 26% pada biaya kredit menjadi Rp831 miliar.
"Fokus bank untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas layanan melalui berbagai inisiatif transformasi terus menunjukkan hasil positif. Selain membukukan kinerja keuangan yang lebih baik, bank juga meraih beberapa penghargaan pada kuartal pertama, termasuk menjadi peningkat satu dalam survei kepuasan nasabah perbankan yang dilaksanakan oleh infobank dan Institute of Service Management Studies," ujarnya di Menara Danamon, Jakarta, Rabu (26/4/2017)
Danamon juga membukukan pertumbuhan pada segmen enterprise, usaha kecil dan menengah (UKM), dan mortgage. Portofolio Enterprises terdiri dari perbankan korporasi, komersial, dan institusi keuangan yang tumbuh 9% menjadi Rp36 triliun.
Kredit pada segmen UKM juga tumbuh 13% atau menjadi Rp26,1 triliun. Secara bersamaan, kredit mortgage tumbuh 25% atau sekira Rp4,7 triliun.
Sementara itu, Director Chief Financial Officer, Vera Eve Lim mengatakan, meskipun pembiayaan secara keseluruhan menurun, pembiayaan kendaraan roda empat baru Adira Finance tumbuh sebesar 5% dibandingkan setahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan tren industri.
"Khusus pembiayaan automotif melalui Adira Finance, pertumbuhan industri roda dua masih melambat, tapi sudah lebih baik roda dua pada kuartal I sempat tumbuh. Kredit segmen melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) turun menjadi Rp9,4 triliun karena kompetisi dan permintaan yang menurun," imbuh Vera.
Danamon juga mengurangi kebutuhan atas pendanaan sejalan dengan target yang ditetapkan manajemen untuk rasio kredit terhadap total pendanaan atau LFR yang sebesar 92% sampai 94%. Dana pihak ketiga turun 9,3% secara yoy menjadi Rp100,7 triliun melalui pelepasan dana mahal deposito.
"Sementara rasion Giro dan Tabungan (CASA) tumbuh menjadi 45% dari 41% pada setahun sebelumnya," kata Vera
Rasio kredit terhadap total pendanaan atau loan to founding ratio (LFR) sendiri berada pada posisi 92,8% dibandingkan dengan 90,3% setahun sebelumnya. Rasio kecukupan modal Danamon (capital adequacy ratio/CAR) konsolidasi berada di posisi 21,8% sementara CAR bank only berada pada 23,2%
"LFR danamon masih di bawah batas yang ditetapkan Bank Indonesia, meskipun likuiditas yang ketat pada sistem perbankan pada umumnya. Oleh karena itu, Danamon menjaga tingkat LFR pada level yang ditargetkan," kata Vera
Sementara itu, fee income Danamon tercatat pada Rp295 miliar atau tumbuh 21% dibandingkan setahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didukung oleh kontribusi net underwriting profit Adira Insurance yang tumbuh 29% menjadi Rp142 miliar. Cash Management yang tumbuh 2% menjadi Rp77 miliar serta bancassurance yang tumbuh 32% menjadi Rp77 miliar.
Danamon juga meningkatkan kualitas asetnya melalui penerapan prosedur pengelolaan risiko yang pruden serta proses collection dan credit recovery yang disiplin. Total kredit bermasalah turun 6% menjadi Rp3,8 triliun, pada saat NPL industri naik 20% dibandingkan setahun sebelumnya.
"Rasio biaya kredit juga membaik menjadi 2,7% dan 3,6%. Sementara itu, kredit yang telah di restrukturisasi turun 10% menjadi Rp3,3 triliun. Rasio kredit bermasalah Danamon tercatat pada angka 3,2% yang masih di bawah batas yang ditentukan regulator yaitu sebesar 5%," kata Vera.
(Dani Jumadil Akhir)