JAKARTA - Presiden Joko Widodo meresmikan tiga pelabuhan di Maluku Utara masing-masing Tapaleo, Bicoli, dan Wayabula sebagai wujud pembangunan aksesibilitas transportasi di wilayah 3T (terpencil, terluar, dan terdalam) Indonesia.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangannya di Jakarta, Senin (8/5/2017) mengatakan saat ini pelabuhan Tapaleo baru disinggahi kapal perintis dan kapal Fery dengan frekuensi masing-masing dua kali sebulan.
Ia mengatakan telah berdiskusi dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan frekuensi kapal.
"Ini menjadi PR (Pekerjaan Rumah) kami untuk meningkatkan frekuensi kapal di Pelabuhan Tapaleo dan dua pelabuhan lainnya. Kami sudah diskusi dengan Pemda dan Bupati," katanya.
Budi menuturkan, Pelabuhan Tapaleo dibangun selama tiga tahun, mulai dari 2014 hingga 2017. Dengan kedalaman kolam pelabuhan hingga 15 Lws yang mampu disinggahi kapal berkapasitas 1.000 DWT.
Demikian pula dengan dua pelabuhan lainnya yaitu Pelabuhan Bicoli di Kabupaten Halmahera Timur dan Pelabuhan Wayabula di Kabupaten Morotai yang memiliki kapasitas yang sama.
Gubernur Maluku Utara Abdul Gani mengungkapkan, rasa bahagianya atas kedatangan presiden ke Desa Tepelo, Halmahera Tengah, untuk meresmikan Pelabuhan Tapaleo.
"Alhamdulillah desa ini bisa dikunjungi. Lebih dari 60 tahun yang lalu Presiden RI yang pertama tiba di sini. Pak Jokowi menjadi presiden kedua setelah Bung Karno yang menginjakkan kaki di sini," katanya.
Abdul menjelaskan, keberadaan pelabuhan sangat penting bagi masyarakat Maluku Utara khususnya di Tapaleo, dikarenakan masih belum tersambungnya akses jalan darat dan belum adanya akses transportasi udara.
"Pelabuhan ini sangat penting yang merupakan bagian dari program tol laut yang dicanangkan pemerintah," ungkapnya.
Pelabuhan Tapaleo ditetapkan sebagai pelabuhan pengumpan lokal.
Pembangunan Pelabuhan Tapaleo dilaksanakan mulai 2014 hingga 2015 dengan total anggaran Rp34,7 miliar.
Dengan spesifikasi, dermaga tipe finger sepanjang 56 meter, kedalaman lima meter hingga 14 meter untuk mengakomodasi kapal dengan ukuran 1.000 DWT, trestle sepanjang 58 meter, serta fasilitas daratan berupa lapangan penumpukan seluas 420 meter persegi, gudang seluas 375 meter persegi, dan terminal penumpang seluas 112,5 meter persegi.
Pelabuhan Bicoli ditetapkan sebagai pelabuhan pengumpan regional.
Pembangunan Pelabuhan Bicoli dilaksanakan mulai 2014 hingga 2016 dengan total anggaran Rp56,2 miliar.
Dengan spesifikasi, dermaga tipe finger sepanjang 93 meter dengan kedalaman 5 meter hingga 6 meter untuk mengakomodasi kapal dengan ukuran 1.000 DWT, trestle sepanjang 118 meter, causeway sepanjang 50 meter, serta fasilitas daratan berupa lapangan penumpukan seluas 777 meter persegi, gudang seluas 375 meter persegi, dan terminal penumpang seluas 112,5 meter persegi.
Pelabuhan Wayabula ditetapkan sebagai pelabuhan pengumpul.
Pembangunan Pelabuhan Wayabula dilaksanakan mulai 2010 hingga tahun 2016 dengan total angaran Rp59,5 miliar.
Dengan spesifikasi, dermaga sepanjang 70 meter dan kedalaman enam meter untuk mengakomodasi kapal dengan ukuran 1.000 DWT, trestle sepanjang 90 meter, causeway sepanjang 72 meter, serta fasilitas daratan berupa kantor pelabuhan seluas 150 meter persegi, gudang seluas 150 meter persegi, dan terminal penumpang seluas 250 meter persegi.
(Fakhri Rezy)