Menurut Menhub, masyarakat semakin dimudahkan karena point to point sehingga dia minta segera dilaksanakan. “Saya yakin jalur antarmoda yang saling terintegrasi tidak akan mematikan atau merebut pasar moda transportasi lain. Masih ada bagian yang tidak termasuk trayek bus maupun lintasan KA sehingga menjadi jatah moda angkutan lain,” ujan Menhub.
Menurut Budi, sejumlah bandara di Jawa, termasuk Bandara Adi Soemarmo Solo, menjadi star-up. Dengandemikian, lintasan penerbangan tidak harus ke Jakarta atau Bali terlebih dahulu. Untuk itu, hal yang dilakukan di antaranya dengan meningkatkan kapasitas prasarana dan sarana bandara.
“Pergerakan Lion Air kini mengandalkan Solo. Seperti menuju Medan, Padang, Palembang, Lampung, Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan, Ujung Pandang, dan Bali,” sebut dia. Dia mencontohkan, orang yang akan pergi ke Sumatera Utara sekarang tidak perlu ke Jakarta terlebih dahulu.
Dari sisi penumpang lebih efisien waktu dan uang. Pada bagian lain, bandara di Jakarta dan Bali lebih efisien dan bisa digunakan untuk penerbangan lain, terutama internasional. Jumlah penumpang di Bandara Adi Soemarmo yang semula 1,5 juta kini telah naik menjadi 2,5 juta. Itu bahkan akan ditingkatkan menjadi 4-7 juta penumpang. Sesuai time table, proyeksi itu dapat terjadi pada akhir 2019 mengingat percepatannya sangat tinggi sekali.
Direktur Prasarana Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Zulfikri menambahkan, kereta bandara akan memanfaatkan sisa lahan jalan tol Solo-Kertosono dengan jalur berada di atas tanah.