JAKARTA - Bank Commonwealth menilai potensi pasar manajemen kekayaan atau wealth management di Indonesia masih sangat besar mengingat jumlah penduduk kelas menengah yang meningkat pesat.
Kepala Manajemen Kekayaan dan Bisnis Digital Bank Commonwealth Ivan Jaya melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (31/7/2017), mengatakan bahwa indikator besarnya potensi pasar manajemen kekayaan yaitu baru terdapat 523 ribu investor reksa dana di Indonesia atau sekira 02% dari total penduduk.
Kebanyakan orang lebih cenderung memilih produk-produk tradisional, seperti tabungan, emas, properti, atau tanah. Namun, tren menunjukkan adanya peningkatan kesadaran berinvestasi di produk perbankan yang mutakhir atau sophisticated, terutama di kalangan generasi muda.
Baca juga:
"Kami yakin pasar ini akan lebih tertarik mengakses wealth management bila mendapatkan solusi perbankan digital yang komprehensif," kata Ivan, Senin (31/7/2017).
Ia mengatakan pula bahwa faktor eksternal juga berperan penting dalam pertumbuhan manajemen kekayaan, seperti pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik, keberhasilan program pengampunan pajak, serta peringkat layak investasi dari lembaga pemeringkat.
"Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga serius dalam menjalankan program-program edukasi investasi kepada masyarakat dan mengembangkan produk baru sebagai alternatif investasi," ucap Ivan.
Baca juga:
Bank Commonwealth sendiri tengah gencar mengembangkan manajemen kekayaan melalui platform digital dan menargetkan pertumbuhan dana kelolaan (AUM) lebih dari 25%.
"Kami mengajak nasabah memahami bahwa wealth management bukanlah layanan yang ditujukan untuk kaum elite saja, melainkan untuk semua kalangan masyarakat Indonesia demi mencapai aspirasi dan memenuhi kebutuhan finansialnya," kata Direktur Retail Banking Bank Commonwealth, Rustini Dewi.
(Rizkie Fauzian)