JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) menerima perwakilan Integrated Service Solutions (ISS), perusahaan global layanan fasilitas terintegrasi asal Denmark.
CEO ISS Group Jeff Gravenhorst dan CEO ISS Indonesia Elisa Lumbantoruan hadir di Istana Wakil Presiden untuk berbicara soal pengembangan bisnis dan investasinya di Indonesia.
"Saat ini jumlah karyawan kita lebih dari 60.000 orang di Indonesia dan setiap bulan kita terima antara 2.000 sampai 2.500 orang. Tadi kita bicara dengan Pak Wapres adalah untuk melihat kemungkinan ISS untuk mengembangkan bisnis lebih banyak dan juga mengenai investasi di Indonesia," kata Elisa di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (4/8/2017).
Baca Juga:
Catat! Tingkatkan Investasi, Pengusaha Indonesia Incar Pasar Brunei Darussalam
Bahas Peluang Investasi, JK Ngobrol Bareng 75 Pelaku Bisnis dari Amerika
Elisa menjelaskan, saat ini perusahaannya memerlukan operating cash flow sekira Rp1 triliun. Selain bicara pengembangan bisnis dan investasi, pertemuan tersebut juga membahas kerja sama ISS dengan Badan Latihan Kerja (BLK) untuk melatih tenaga kerja Indonesia.
"Tadi juga kita diskusikan kemungkinan bisa membantu pengembangan dari BLK-BLK yang dimiliki oleh pemerintah untuk vocational training, pelatihan. Jadi pusat pelatihan, kita diskusikan bagaimana kita juga bisa menularkan metodologi dan training yang kita lakukan di ISS lebih luas lagi. Sekarang di ISS sendiri kita melakukan sertifikasi. Jadi seluruh karyawan kita adalah certified profesional cleaner atau security services," jelas dia.
"Yang tadi kita bicarakan adalah walaupun mereka bukan karyawan kita, melalui BLK, melalui Depnaker, atau yang ada di daerah, bagaimana ISS bisa membantu untuk menularkan metodologi dan materi pelatihan ke BLK-BLK itu," lanjut Elisa.
CEO ISS Group Jeff Gravenhorst menambahkan, ke depan pihaknya akan meluaskan investasi di bidang pengembangan modal kerja dan modal manusia.
"Inilah bagaimana kami dapat mendukung pertumbuhan Indonesia, kami akan berinvestasi pada capital development, kami akan berinvestasi untuk sekolah dan modal kerja. Jadi bukan hanya human capital investment, tapi juga working capital investment," ujar Gravenhorst.
(Dani Jumadil Akhir)