Inilah 5 Mitos tentang CEO Sukses, Tengok Yuk!

Donald Banjarnahor, Jurnalis
Jum'at 04 Agustus 2017 20:26 WIB
Ilustrasi (Shutterstock)
Share :

ANDA pasti pernah membaca tentang kisah kesuksan maupun tips dari tokoh terkenal. Kisah dan tips tersebut dimaksudkan untuk memotivasi pembaca agar bisa meraih kesuksesan.

Namun, tahukah anda bahwa ada begitu banyak mitos tentang orang sukses yang selama ini dipercaya masyarakat. Seperti dikutip dari BBC, berikut ini adalah 5 mitos tentang CEO sukses"

Mitos 1: CEO harus karismatik

Salah satu persepsi masyarakat tentang pemimpin perusahaan yang baik adalah mereka harus dipenuhi dengan karisma.  Contohnya mantan CEO General Electric Jack Welch atau mantan CEO Apple Steve Jobs Apple, yang sangat berkarisma  sehingga memiliki pengikut yang setia.

Karakter ini sering dicari oleh headhunter dan Dewan Komisaris ketika ingin mencari CEO. "Saya telah melakukan percakapan dengan anggota dewan yang menyukai CEO potensial, namun khawatir mereka bersikap introvert," kata  kata Elena Lytkina Botelho, seorang partner di ghSMART dan pendiri The CEO Genome Project.

Namun, ternyata karisma itu terlalu dibesar-besarkan. Ketika Lytkina Botelho melihat CEO yang melampaui harapan dari dewan, ternyata yang introvert lebih baik daripada ekstrovert.

Banyak perusahaan mempekerjakan kandidat yang percaya diri yang diperlihatkan pada saat proses interview. Namun, bisa jadi itu sebuah tipuan. "Menjadi lebih disukai dan percaya diri membuat Anda memiliki peluang untuk dipekerjakan untuk tugas itu, namun hal itu tidak memiliki hubungan dengan kinerja," kata Botelho.

Mitos 2: CEO seharusnya tidak mengakui ketika melakukan kesalahan
Banyak CEO mengalami masalah karena mengalami kesalahan besar. Beberapa melihat kegagalan sebagai tanda kelemahan, yang lain khawatir tentang bagaimana reaksi para pemegang saham atau Komisaris.

Meski demikian, kegagalan adalah kunci kesuksesan. Botelho menemukan bahwa hampir semua CEO telah membuat kesalahan yang signifikan, termasuk 45% di antaranya mengacaukan begitu banyak sehingga merugikan pekerjaan dan perusahaan.

Namun, di antara kandidat yang menggagalkan karir mereka atau hampir menghancurkan bisnis perusahaan, 78% akhirnya mendapatkan jabatan teratas.

Baca juga:

OKEZONE STORY: Tak Tamat SMA, David Karp Sukses Dirikan Tumblr yang Bernilai Rp14 Triliun

OKEZONE STORY: Alexander Ljung, Sosok Pria Tampan di Balik Soundcloud yang Sempat Diminati Twitter

Orang-orang yang melakukan kesalahan sendiri, dan belajar dari kesalahan tersebut adalah orang-orang yang memiliki kinerja terkuat.

"Inilah orang-orang yang bisa mengatakan ini tidak berjalan dengan baik, ini adalah bencana, tapi jika melihat kembali saya dapat memberitahu Anda mengapa,'" katanya.

"Kandidat yang lebih lemah cenderung menyalahkan orang lain atau menjelaskan semuanya dan itu membuat lebih sulit bagi mereka untuk belajar," ujarnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya