Simak! Kelapa Sawit Jadi Pembahasan Hangat Antara Jokowi dengan Menlu Malaysia

Dedy Afrianto, Jurnalis
Jum'at 11 Agustus 2017 15:51 WIB
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia Dato Sri Anifah Aman hari ini melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pertemuan digelar secara tertutup di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.

Turut hadir dalam pertemuan ini Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Dalam pertemuan ini, terdapat beberapa hal yang dibahas oleh Jokowi dan Menlu Malaysia. Salah satunya adalah persoalan perlindungan warga negara Indonesia hingga perbatasan darat dan laut.

Tak hanya itu, sektor ekonomi lainnya juga turut dibahas dalam pertemuan ini. Salah satunya adalah kerja sama pada sektor kelapa sawit.

"Malaysia dan Indonesia merupakan 2 negara produsen terbesar kelapa sawit. Nah kita berkolaborasi melalui Council of Palm Oil Producing Countries sehingga dengan sinergi 2 negara produsen kelapa sawit yang besar ini diharapkan daya tawar kita semakin naik," ujar Retno saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (11/8/2017).

Kerja sama ini diharapkan dapat mempromosikan pemanfaatan kelapa sawit. Kampanye hitam penggunaan kelapa sawit pun diharapkan dapat diluruskan melalui kerja sama ini.

"Kita bisa mempromosikan kelapa sawit yang lestari, yang sustainable, dan tentunya juga dapat merespons kampanye-kampanye hitam yang terus menyerang kelapa sawit. Dan kita dari Indonesia sudah menyiapkan banyak sekali hasil riset yang akan kita gunakan untuk men-counter kampanye-kampanye hitam. Kalau itu kita lakukan berdua dengan Malaysia kita yakin dampaknya akan lebih optimal," ujarnya.

Sektor perdagangan dan investasi juga turut dibahas dalam kerja sama ini. Hal ini dianggap penting untuk dibahas karena nilai perdagangan Indonesia yang terus menurun karena penurunan harga komoditas global.

"Malaysia merupakan salah satu mitra yang paling besar untuk perdagangan dan investasi, dan Bapak Presiden mengatakan bahwa kiranya perdagangan, perdagangan agak menurun tetapi bukan dari volumenya, (tapi) dari nilainya karena turunnya harga," ungkapnya.

Pertemuan lanjutan nantinya akan dilakukan di Malaysia. Diharapkan, kerja sama sektor perdagangan dan investasi dapat terus meningkat antar-kedua negara. Malaysia sendiri termasuk dalam 10 negara investor terbesar di Indonesia, dengan nilai investasi mencapai USD1,1 miliar pada 2016.

"Jadi sebenarnya kalau dilihat dari volume terjadi kenaikan, tetapi kalau dari nilai terlihat ada penurunan. Di tahun 2016 angka perdagangan bilateral kita sudah hampir mencapai USD15 miliar. Jadi saya kira itu dan tadi Bapak Presiden menerima undangan dari Perdana Menteri Najib yang disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Malaysia untuk melakukan pertemuan per tingkat leaders," ungkap Retno.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebelumnya telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Malaysia Dato Sri Anifah Aman dalam rangka sidang Komisi Bersama untuk kerjasama bilateral (Joint Commission for Bilateral Cooperation/JCBC) ke-15 antara Indonesia dan Malaysia.

Beberapa isu utama yang dibahas oleh Menlu RI dan Menlu Malaysia, antara lain kerja sama di bidang perdagangan dan investasi, perundingan perbatasan kedua negara, kerja sama bidang ketenagakerjaan, serta upaya peningkatan kerja sama pemberantasan tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Untuk kerja sama di bidang ketenagakerjaan, Menlu RI menekankan bahwa masalah penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia (TKI) merupakan prioritas pemerintah RI.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya