JAKARTA - Presiden Joko Widodo, (Jokowi) hari ini mendatangkan beberapa pengusaha kopi untuk menyajikan kopi asli Indonesia di Istana Negara. Usai acara pengukuhan pasukan pengibar bendera pusaka, Jokowi pun sempat menyeduh kopi khas Indonesia yang telah tersaji di Istana Merdeka.
Jokowi sempat mencoba kopi Mengani yang berasal dari Kintamani, Bali. Kopi ini memang 100% asli berasal dari Bali.
Baca juga: Perkenalkan Kopi Indonesia, Jokowi Bakal Perbanyak Training Barista!
"Ini ada dua jenis kopi yang kita sajikan, kalau tidak salah itu adalah black honey process, kemudian satu lagi adalah micro lot dari Desa Sukawana. Jadi fully washed dari Desa Sukawana. Kebun kopi Sukawana adalah kebun kopi paling tinggi di Bali, dengan ketinggian 1.540 sampai 1.740 meter di atas permukaan laut," kata Hendarto Setiabudy, salah seorang pengusaha kopi yang diundang Jokowi ke Istana saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, Selasa (15/7/2017).
Menurut Hendarto, kopi Kintamani dijual dengan harga Rp85.000 per kilogram untuk grade 1. Harga kopi pun berbeda sesuai dengan jenisnya.
"Kalau seperti kopi black honey Rp139.000 per kilo, terakhir yang paling mahal Pinonoar itu Rp225.000 per kilo dan sudah jadi keroyokan semua, semua orang pesan karena sangat unik kopi itu," ujarnya.
Baca juga: Dukung Brand Lokal, Tamu Negara Akan Disuguhi Kopi Gayo hingga Lampung
Menurutnya, kunci sukses pengembangan bisnis kopi adalah kreativitas. Butuh kreativitas agar kopi yang dijual dapat menarik perhatian dan disukai oleh masyarakat luas.
"Jadi sebenarnya kopi itu adalah masalah kreativitas. Kami di Mengani melaksanakan apa yang disebut sebagai zero waste management. Tidak ada barang yang tersisa di Mengani, dari buah kopi, bijinya kita jadikan biji kopi, kulit dan daging buah kita jadikan tepung kopi dan kita adalah produsen pertama di Indonesia, produsen kedua di dunia untuk buah kopi, kemudian menjadi tanduknya kita jadikan bahan bakar. Tidak ada bahan terbuang di Mengani," ujarnya.
Kopi ini akan disajikan hingga 17 Agustus 2017 saat peringatan kemerdekaan Indonesia. Beberapa jenis kopi pun telah disiapkan untuk dapat disajikan.
"Jadi ada dua yang kita sajikan, sebenarnya Mengani sendiri memproduksi 10 jenis kopi, 4 berupa micro lot dari 4 desa. Jadi kita hanya kumpulkan dari desa tertentu, Desa Mengani, Desa Uliyan, Desa Sukawana, dan Desa Pelaga," ujarnya.
Saat ini, telah terdapat 13 barista yang ia bawa untuk menyajikan kopi di Istana. Kopi yang disajikan pun memiliki ciri khas tersendiri.
"Itu di mana kita hanya melepas kulit dan daging kopi dan kemudian mengeringkan dengan masih ada lendir di kulit dan itu yang kita permainkan masa pengeringannya sehingga jika pengeringannya kita perlambat jadi black honey. Kalau kita pengeringannya normal kita sebut red honey, kemudian apabila lendirnya dikurangi dan dibuat lebih cepat prosesnya kita sebut sebagai yellow honey, karakter rasanya beda-beda," ungkapnya.
Kopi dengan jumlah besar pun telah disiapkan untuk disajikan di Istana. Diharapkan, kopi-kopi ini dapat dikenal secara lebih luas okeh masyarakat di Indonesia.
"Jadi kita memang sengaja bawa banyak karena kita ingin Istana lebih kenal kopi Indonesia dengan lebih baik dan menggunakan kopi asli dari daerah. Diproduksi langsung dari sana itu kemudian diolah, di-roasting, kemudian disaji," tukasnya.
(Fakhri Rezy)