"Kita perkirakan di bulan Desember akan ada pertemuan FOMC di situ mereka akan mengumumkan bagaimana rencana mereka akan menurunkan neraca dari pada the fed tetapi kita sudah memperoleh penjelasan dari pimpinan the fed bahwa mereka akan sangat mengkomunikasikan rencana The Fed. Sehingga tidak akan menciptakan shock di pasar,"tuturnya.
Baca juga: Sepanjang Juli 2017, Rupiah Tak Berdaya Lawan Dolar AS
Selain itu, pertumbuhan ekonomi AS juga mengalami koreksi. Hal ini membuat kenaikan suku bunga akan kembali dipertimbangkan. Pasalnya dari pada sebelumnya dan itu ternyata terbukti investasi agak terhambat.
"Walaupun ekonomi dunia masih tetap kita yakini tahun 2017 akan tumbuh 3,5 dan 2018 tumbuh 3,6%, tetapi peran daripada AS dan India itu lebih rendah, tetapi diganti peran Tiongkok dan Eropa yang lebih baik sehingga total tetap 3,5% di 2017 dan 3,6% di 2018,"tuturnya.
(Rizkie Fauzian)