JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengaku akan bertanggungjawab atas kemacetan di sepanjang Tol Jakarta-Cikampek menyusul pembangunan sejumlah proyek di ruas itu.
Basuki mengatakan pertanggungjawaban yang diberikan adalah berupa progres pembangunan infrastruktur yang dibangun di sepanjang jalan tol terpadat di Indonesia itu.
Baca juga: Siap-Siap! Tarif 15 Ruas Tol Bakal Naik November, Ini Daftarnya
"Saya lebih bisa mempertanggungjawabkan kalau kemacetan itu karena ada pembangunan. Lebih tidak etis kalau sudah macet, tapi tidak ada pembangunan. Jadi sudah macet tapi kita diam saja, tapi ini kan ada pembangunan," katanya.
Menurut Basuki, pemerintah tidak tinggal diam mengatasi kemacetan di jalan tol Jakarta-Cikampek. Sejumlah upaya rekayasa lalu lintas, pengelolaan kemacetan dan pelebaran ruas jalan juga dilakukan.
Baca juga: Tarif Tol Didiskon saat Mudik, Penggunaan Uang Elektronik Diprediksi Meroket
"Saya sudah melebarkan, jalurnya tetap, kita tidak mengurangi jalur, kita mengupayakan yang lain, dengan arteri yang dulunya jadi jalan inspeksi akan kita perlebar. Kita tidak tinggal diam, selama membangun kita juga cari upaya 'traffic management' dan prasarana kita perbaiki," katanya.
Setidaknya, ada empat proyek yang dibangun bersamaan mulai 2017 di sepanjang tol tersebut, yakni Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated LRT Jakarta-Bekasi Timur, kereta cepat Jakarta-Bandung, Jalan Tol Cibitung-Cilincing di Simpang Susun Cibitung KM 25 (termasuk Tol Lingkar Luar Ring 2, Cibitung-Cisalak-Cinere).
Baca juga: Naik Lebih dari 100%, Pelanggan Keluhkan Tingginya Tarif Listrik
Kemacetan yang terjadi di Tol Jakarta-Cikampek diprediksikan akan terjadi hingga 2019.
(Fakhri Rezy)