JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membuka acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Sinergi Pengawasan Penerimaan Negara oleh APIP Kementerian/Lembaga/Daerah tahun 2017 di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta.
Dalam paparannya, Sri Mulyani mengatakan betapa pentingnya kerja bersama di antara para aparat pengawas internal melalui pengawalan isu strategis dan pengawasan penerimaan negara. Di dalam menyelenggarakan dan mengelola negara selalu dihadapkan pada situasi yang tidak lah mudah dalam memaksimalkan fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Baik yang bisa kita control maupun yang tidak bisa control, perekonomian nasional Indonesia juga ada bagian yang bisa dicontrol oleh pemerintah ada bagian yang tidak bisa di control," ungkapnya di Dhanapala, Jakarta, Selasa (12/9/2017).
Menurutnya, Presiden Jokowi telah mengarahkan agar terus mampu, sebagai pengelola negara dan pembuat kebijakan publik bersama-sama harus mampu untuk memperkuat, tidak hanya memelihara tapi memperkuat momentum pembangunan perekonomian Indonesia.
"Kita memperkuat pertumbuhan ekonomi karena berbagai hal yang telah dilakukan oleh pemerintah telah menyebabkan kita dalam posisi makin mendapatkan kepercayaan dari publik, dari pihak internasional dari masyarakat dunia usaha yang semuanya kepercayaan itu akan bisa memberikan manfaat apabila dia terealisir dalam bentuk kerja yang baik yang manfaatnya juga dinikmati oleh semua orang," jelasnya.
Sri Mulyani melihat bahwa perekonomian Indonesia masih bergantung dari pemulihan perekonomian dunia yang masih terus menghadapi berbagai ketidakpastian. Seperti trend dari proteksionisme di Ameika Serikat dan ada penyesuaian dari perekonomian kedua terbesar di dunia yaitu Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
"Agar dia semakin domestik oriented ada situasi di Amerika Serikat dari sisi kebijakan yang juga masih akan ditunggu. Apakah memberikan hasil positif atau negatif, ada pemulihan di Eropa yang juga masih terus berjuang untuk bisa pulih dari krisis ekonomi 2008 dan 2009 dan di atas itu kita masih dihadapkan pada situasi geopolitik yang tidak selalu positif. Apa yang terjadi dalam kawasan Asia seperti di Myanmar, apa yang terjadi dengan Laut Cina Selatan dan apa yang terjadi dengan Korea Utara ini semuanya akan mempengaruhi kita," tukasnya.
(Fakhri Rezy)