JAKARTA - Tumbuhnya penjualan online atau biasa disebut e-commerce mulai terasa dampaknya. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) pun mulai merugi akibat hadirnya e-commerce.
Direkur PLN Ahmad Rofik mengatakan, penjualan listrik untuk bisnis misalnya, mulai mengurangi pemakaian daya seperti penggunaan AC dan sebagainya. Tak hanya itu, pengurangan daya listrik juga dilakukan di bisnis utama retail karena terjadi pergeseran perilaku konsumen.
"Perilaku konsumen sekarang ke belanja online, itu membuat shopping center sepi. Itu sebabkan turunnya pemakaian listrik," ujarnya, di Ruang Sarulla, Gedung Sekjen ESDM, Jakarta, Selasa (19/9/2017).
Baca juga: E-Commerce Bikin Penjualan Listrik PLN Turun, Kok Bisa ?
Pusat perbelanjaan yang turun penggunaan daya itu ada di Gandaria City, Senayan City, Glodok Plaza dan Grand Indonesia. Secara rata-rata penurunan sebesar 13%.
"Waktu meneliti pelanggan itu zamannya milenial tidak datang ke gerai. Dari situ toko banyak yang tutup. Sebagian tenant kan tutup karena banyak yang belanja melalui e-commerce," tuturnya.
Dia melanjutkan, penurunan penjualan listrik sebenarnya tidak hanya terjadi pada golongan bisnis. Setelah melakukan survei internal dan didukung survei Indonesia, penurunan penjualan listrik juga terjadi ada golongan tangga.
Baca juga: PLN Sambung Listrik 625 Mw untuk Pelanggan di Bekasi
"Jadi sekarang itu RT (rumah tangga) pakai lampu hemat LED. Kemudian dari pelanggan di atas 1.300 va itu menggunakan LED berpotensi mengurangi beban minimal per bulan 59.371 kwh," katanya.
Dia melanjutkan, sebenarnya penjualan listrik pada pelanggan industri tumbuh 2,2%. Tapi sekarang banyak industri kemudian membangun pembangkit sendiri, hal inilah yang membuat penjualan menurun.
Baca Juga: Potensi Listrik Panas Bumi di Sarulla hingga 1.000 Mw, Menteri Jonan: Salah Satu Terbesar di Dunia
"Kemudian pertumbuhan impor barang jadi dan setengah jadi di bulan Mei sebesar 19,6%, ini mengalami tekanan untuk produk dalam negeri," ujarnya.
(Rizkie Fauzian)