Menko Luhut: Fenomena Besar, China Mulai Robotik!

Koran SINDO, Jurnalis
Rabu 20 September 2017 14:27 WIB
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
Share :

“Sangat sulit ya untuk menebak ke mana arah pergerakan pasar. Namun, secara keseluruhan, saya dapat melihat banyak orang akan keluar dalam 10 tahun ke depan,” tandasnya. Berbagai perusahaan pembuat robot di berbagai negara kini berlomba-lomba menciptakan produk tercanggih.

Produsen robot asal Australia, Fastbrick Robotics, pada awal tahun ini memperkenalkan Hadrian X, robot yang mampu menyusun 1.000 batu bata dalam satu jam untuk proyek pembangunan gedung atau rumah. Bagaikan dengan kemampuan manusia, dengan jumlah batu bata yang sama dibutuhkan waktu seharian. Itu pun minimal dikerjakan oleh dua pekerja.

Baca Juga: Kepercayaan Publik di Indonesia, Menko Luhut: Nomor Satu di Dunia

Dua tahun lalu perusahaan start-up asal San Francisco, Amerika Serikat (AS), Simbe Robotics, memperkenalkan Tally. Tally diyakini bisa menggantikan peran manusia untuk mengatur dan mengisi rak-rak di supermarket. Robot ini mampu memangkas waktu dalam mengisi rak, sehingga barang-barang tidak pernah kosong, berada di tempat yang tepat dan tak akan pernah salah label harga.

Berdasarkan data dari Robotics Industries Association (RIA), menguatkan prediksi bahwa di masa yang akan datang, berbagai pekerjaan manusia diambil alih sistem otomatisasi. Pada paruh kedua 2016, produsen robot di sejumlah negara di Amerika Utara, yakni AS, Kanada, dan Meksiko telah menjual 14.583 dengan nilai transaksi USD817 juta ke seluruh dunia.

Di AS saat ini lebih dari 265.000 melakukan pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia. Catatan ini membuat AS menjadi negara ketiga yang paling banyak “mempekerjakan” robot setelah China dan Jepang. Dalam laporan World Economic Forum awal 2017, pada 2020 sekitar 5 juta karyawan di 15 negara berkembang bakal kehilangan pekerjaan akibat digantikan oleh robot.

Penelitian lain yang dilakukan International Labor Organization, dilansir dari Guardian , 137 juta pekerja di Indonesia, Kamboja, Filipina, Thailand, dan Vietnam terancam kehilangan mata pencaharian mereka lantaran tergusur sistem otomatisasi. Di kawasan ini industri yang paling terancam adalah garmen. Ahli robotics technology Jing Bing Zhang mengungkapkan , tahun depan robot-robot akan lebih canggih.

Robot-robot itu mampu beradaptasi dengan baik dengan robot terdahulu dan juga manusia. “Pada 2019, perusahaan besar di dunia bakal memberikan posisi penting kepada robot, di antaranya adalah chief robotics officer . Artinya, sistem otomatisasi akan menggerus orang yang memiliki skill rendah,” ujar Zhang.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya