JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani melayangkan surat kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno yang isinya menyoroti risiko keuangan PT PLN (persero).
Berdasarkan profil jatuh tempo pinjaman PLN, kewajiban pokok dan bunga pinjaman PLN diproyeksikan terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang.
Menanggapi surat yang menyinggung perseroan yang di bawah nakhodanya, Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan ada surat tersebut tidak dapat ditafsirkan dari satu sisi saja. Untuk menilai sehat tidaknya perseroan, publik harus melihat secara komprehensif. Sehingga, menurut Sofyan, tidak ada masalah dengan surat dari Menteri Keuangan.
Baca Juga: Kenapa Menkeu Tulis Surat? Menteri Rini: Karena PLN Perusahaan Terbesar, Asetnya Rp1.300 Triliun
"Seperti orang buta pegang gajah. Kalau saya yang pegang itu surat tidak ada masalah. Likuiditas kami cukup kemampuan kami cukup solvabilitas kami berlebih dan pinjaman dari World Bank itu kira-kira Rp10 triliun. Dari Rp300 triliun total pinjaman yang dilaksanakan oleh PLN," ujarnya di Jakarta Convention Center, Kamis (28/9/2017).