JAKARTA - Tidak banyak orang yang berpikir untuk bekerja di pasar saham. Selain karena belum terlalu tenar sebagai pekerjaan, pengetahuan tentang pasar saham memang belum banyak diajarkan.
Meski begitu, tidak banyak manajer investasi yang memutuskan untuk menjadi pengusaha dan masuk ke pasar saham seperti yang dilakukan oleh Radhakishan Damani. Radhakishan Damani adalah Investor pasar saham, pialang saham, dan trader.
Dia kemudian berhenti menjadi investor pasar saham dan mendirikan Dmart!, sebuah toko ritel yang kini telah memiliki 91 toko di seluruh India dan merupakan perusahaan terbesar ketiga di industri ini.
Jauh sebelum Dmart dibentuk, Damani dikenal sebagai investor ace di pasar saham karena memiliki sentuhan Midas. Dia telah berhasil mendapatkan reputasi sebagai salah satu investor bernilai terbaik di India.
Baca juga: RAHASIA SUKSES: Perjuangan Fred Smith, Loloskan FedEx dari Kebangkrutan
Dia berhasil membeli saham dengan harga sangat murah yang tetap memiliki potensi, namun belum ada yang mau membeli. Dia memiliki saham itu dalam jangka waktu yang sangat lama.
Damani memulai karirnya sebagai pedagang bantalan bola, tanpa niat untuk memasuki pasar saham. Pasca-kematian ayahnya, dia terpaksa menutup bisnis itu dan bergabung dengan saudaranya dalam bisnis pialang saham, yang diwarisi dari ayah mereka.
Dia sama sekali tidak tahu tentang pasar saham atau bagaimana pasar itu berfungsi. Maka dia memulai sebagai spekulan di pasar saham. Dalam waktu singkat, dia mengerti bahwa menonton bukanlah cara terbaik untuk membuat atau menanam modal, dan dia pun mulai bermain dalam saham untuk jangka panjang.
Butuh beberapa waktu baginya untuk mendapatkan pijakan, dan beberapa investasi awalnya juga gagal. Tapi sejak saat itu, dia memutuskan untuk tidak mengikuti strategi siapa pun dan mulai berhasil.
Damani adalah orang yang sabar, filosofinya adalah jangka panjang, katakanlah lima sampai 10 tahun. Dia akan melihat apakah produk tersebut memiliki potensi yang jauh di masa depan. Perlahan-lahan, penilaiannya mulai berjalan dengan benar, dan dalam beberapa tahun berikutnya dia berdiri sejajar dengan jajaran investor andal di Dalal Street.
Egonya tidak menguasai dalam perjalanannya, dan dia sangat cepat dalam memotong kerugian. Beginilah cara Damani membangun kekayaannya dengan membeli saham multinasional pada akhir tahun 80an dan awal 90an.
Di pasar saham, dia memakai dua topi. Di satu sisi, dia adalah Trader, mencoba memahami ayunan pasar, di sisi lain dia adalah Value Investor, bertaruh pada perusahaan jangka panjang, mirip dengan yang dilakukan oleh Warren Buffett.
Setelah mencapai kesuksesan, pada 2001 tiba-tiba dia berhenti dari pasar modal dan memutuskan untuk memasuki industri ritel dan membangun Dmart. Guna menarik pelanggan D-Mart pun memberikan diskon pada sebagian besar produk mereka.
Target kelompok penjualan Dmart pun pada orang yang berpenghasilan menengah, dia menggunakan penawaran Diskon sebagai alat promosi untuk menarik pelanggan dan meningkatkan penjualan juga. Secara keseluruhan, keberhasilan Dmart difokuskan pada tiga hal: Pelanggan, Vendor dan Para karyawan!
Mereka juga menghindari pembukaan toko di dalam mal, guna menghindari biaya CAM (Common Area Maintenance) yang tinggi dan harga sewa yang sangat tinggi.
Dan karena sewa ditambahkan secara besar-besaran ke biaya operasi pengecer, beban itu akan hilang, dan membantu Dmart untuk meningkatkan keuntungannya lebih jauh hampir 6%-10% dari penjualannya.
Selain itu, kebanyakan toko D-Mart berada di pinggiran kota di kota-kota metropolitan dan di kota-kota tingkat III, biaya operasional tetap rendah. Dan karena 90% dari gerai ini dimiliki langsung oleh Dmart, mereka tidak perlu khawatir dengan penyewaan bulanan dan kenaikannya, atau risiko relokasi.
Meski sudah sukses, namun Damani dikenal luas karena mempertahankan profil rendah di media, dan memiliki informasi yang sangat sedikit. Dia lebih suka membiarkan karyanya berbicara untuk dirinya sendiri, dan itu memang berbicara banyak.
(Rizkie Fauzian)