JAKARTA - Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memprediksi defisit pada tahun ini mencapai Rp9 triliun. Defisit ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu sebesar Rp5,7 triliun
Menanggapi hal tersebut, Staff Ahli Direksi Bidang Komunikasi dan Partisipasi Masyarakat BPJS Kesehatan Irfan Humaidi mengatakan pihaknya tengah mengkaji beberapa kebijakan guna menambal defisit anggaran yang terjadi setiap tahun dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional dan Kartu Indonesia Sehat (JKN KIS). Salah satunya adalah wacana penambahan cukai rokok.
Baca juga: BPJS Kesehatan Diproyeksi Catat Defisit Rp9 Triliun, Bagaimana Solusinya?
Hal ini dilakukan karena opsi penambahan besaran iuran yang harus dibayarkan peserta tak mungkin dilakukan. Ditambah lagi pemerintah menganggarkan untuk lembaga peralihan dari PT Asuransi Kesehatan (Askes) hanya sampai akhir tahun.
"Masih dalam pembahasan akademisi para ahli. Kita masih tunggu kajiannya. Nanti baru nanti kita ajukan ke pemerintah sebagai regulator," ujarnya saat ditemui di Hotel Ibis, Jakarta, Rabu (4/10/2017).