JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melakukan pemecahan nominal saham atau stock split dengan rasio 1:5. Aksi korporasi ini telah disetujui pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselanggarakan hari ini.
Corporate Secretary BRI Hari Siaga mengungkapkan, latar belakang perseroan melakukan stock split adalah harga saham BBRI telah mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir dengan CAGR sebesar 14,02%. Namun dengan peningkatan CAGR volume perdagangan saham justru menunjukkan tren penurunan seiring dengan semakin tingginya harga saham.
"Melalui stock split perseroan bermaksud meningkatkan basis investor ritel domestik," ujarnya sebagaimana dikutip melalui keterangan tertulis, Rabu (18/10/2017).
Baca Juga: Gelar RUPSLB, BRI Bakal Rombak 2 Direksi dan Komisaris?
Hari melanjutkan, keberadaan investor ritel domestik diharapkan mampu memberi keseimbangan sekaligus untuk mendukung program yang tengah digalakan oleh PT Bursa Efek Indonesia, untuk menjaring investor retail.
Selain itu, dengan harga yang lebih terjangkau, perusahaan yang sahamnya masuk dalam ketegeori blue chip ini, memberikan kesempatan pada investor ritel domestik untuk mampu memiliki saham blue chip.
Pemecahan nominal saham dengan rasio 1 : 5 menurut Hari adalah pertimbangan bahwa rasio dimaksud merupakan rasio yang paling optimal bagi investor ritel. Harga saham setelah stock split berada pada kisaran Rp3.000 dengan harga nominal menjadi Rp50 per saham dan fraksi harga Rp10.