JAKARTA – Di kuartal tiga 2017, PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) berhasil mencatat pendapatan kontrak konstruksi dan kontrak non konstruksi sebesar Rp1,45 triliun. Jumlah ini naik 53,54% dibanding pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp947,27 miliar.
Perseroan mengungkapkan, peningkatan ini terjadi akibat melonjaknya pendapatan perusahaan dari lini bisnis jaringan transmisi listrik, energi, dan jembatan. Hingga akhir September, pendapatan dari lini bisnis ini tercatat sebesar Rp907,97 miliar. Jumlah ini meningkat hampir tiga kali lipat dibanding kuartal III-2016 lalu sebesar Rp367,79 miliar.
Bisnis penjualan listrik (PLTM) perusahaan di periode ini pun bertambah menjadi Rp15,03 miliar dari sebelumnya Rp9,33 miliar. Meski begitu, pendapatan dari bisnis penyediaan peralatan jalan, kendaraan khusus, shelter dan perlengkapan migas, penyediaan fasilitas bandara dan penerbangan, serta penjualan peralatan forging mengalami penurunan selama kuartal ketiga lalu.
Walau beban kontrak konstruksi dan kontrak non konstruksi meningkat menjadi Rp1,22 triliun di periode ini, perusahaan berhasil menekan total beban usaha mereka. Hingga September 2017 lalu, Bukaka berhasil mengurangi jumlah beban usaha dari Rp128,33 miliar menjadi Rp43,94 miliar.
Berkurangnya jumlah beban usaha ini disebabkan oleh pendapatan perusahaan yang diperoleh dari penjualan barang bekas dan penjualan surat berharga. Dari penjualan barang bekas, BUKK berhasil meraup pendapatan tambahan sebesar Rp12,85 miliar.
Sementara itu, penjualan surat berharga membuat perusahaan memperoleh uang tambahan sebesar Rp69,99 miliar. Kedua hal ini membuat beban usaha perusahaan tertekan menjadi hanya sepertiga dari jumlah beban usaha di kuartal ketiga tahun lalu.
Hal ini jelas berdampak positif pada bottom line Bukaka. Laba perusahaan dalam sembilan bulan terakhir tahun ini melonjak 502,13% menjadi Rp151,17 miliar. Padahal, di periode yang sama tahun lalu perusahaan hanya memperoleh laba sebesar Rp25,1 miliar.
Selain mengandalkan bisnis garbarata dan konstruksi, PT Bukaka Teknik Utama Tbk juga merambah bisnis tenaga listrik. Lewat kerjasama dengan perusahaan China, Gold Cup Electric.
Perusahaan memembentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan nilai investasi mencapai USD42 juta. Adapun komposisi sahamnya 55% Gold Cup dan 45% BUKK. Perusahaan patungan itu bergerak dalam sektor penunjang jaringan listrik.
Direktur Utama BUKK, Isral Kamarudin pernah bilang, perusahaan tersebut akan produksi kabel listrik, karena melihat kebutuhan kabel listruk untuk pembangunan proyek transmisi sangat besar. Kemudian lahan seluas 10 hektare telah tersedia di Cileungsi, Jawa Barat untuk pembangunan pabrik tersebut. Rencananya pabrik bakal punya kapasitas 15.000 ton per tahun.
(Martin Bagya Kertiyasa)