NEW YORK – Goldman Sachs menilai tenaga kerja dan inflasi Amerika Serikat (AS) yang kuat, akan membuat The Federal Reserve System (Fed) menaikkan suku bunga lagi tahun depan. Diperkirakan, kenaikan suku bunga tahun depan akan dilakukan sebanyak empat kali dalam setahun.
“Perekonomian Amerika Serikat pada 2018 memiliki pertumbuhan daya dorong yang kuat, dan tingkat pengangguran yang telah berada di bawah level yang Fed tetapkan sebagai kelanjutan,” tulis ekonom Goldman seperti dilansir dari Reuters, Senin (20/11/2017)/
Kenaikan suku bunga empat kali ini, melebihi perkiraan analis Wall Street. Pada perhitungan yang dilakukan Reuters, bank teratas Wall Street melihat Fed akan meningkatkan suku bunga mereka sebanyak tiga kali pada 2018 mendatang.
Bank sentral AS telah menaikkan suku bunga sebanyak dua kali pada tahun ini, dan baru-baru ini diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga acuan berkisar 1% hingga 1,25% pada akhir 2017.
Daya gerak perekonomian juga dibantu oleh rekonstruksi, pasca-terjangan angin topan yang terjadi di AS baru-baru ini, juga pemotongan pajak yang diajukan. Ekonom Goldman memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto atau Gross Domestic Product (GDP) pada 2018 sebesar 2,5% dengan tingkat pengangguran 3,7% pada akhir 2018 dan mecapai 3,5% pada akhir tahun 2019.
Tingkat pengangguran di AS merosot mendekati angka terendah pada umur 17 tahun, sebesar 4,1% pada Oktober, dari 4,2% di bulan sebelumnya. “Kekuatannya menjadi ‘hal baik yang terlalu berlebihan’ dan mengandung krisis yang lebih lanjut yang akan menjadi prioritas yang mendesak pada 2018 dan seterusnya,” ujar Goldman.
(Martin Bagya Kertiyasa)