KUALA TANJUNG - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) merupakan perusahaan tambang yang memproduksi aluminium untuk dijadikan komoditi ekspor ke luar negeri dan juga dalam negeri. Dimana seluruh hasil produksi digunakan untuk bahan baku industri hilir seperti ekstrusi, kabel dan lembaran aluminium.
Ternyata seluruh proses produksi aluminium tersebut dilakukan pada fasilitas pabrik peleburan yang terletak di Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Okezone pun berkesempatan untuk melihat secara langsung aktivitas peleburan dan pembuatan alumunium di pabrik seluas 200 hektare (ha).
Baca juga: Bangun Pabrik Baru di Kaltara, Inalum Siapkan Dana Rp26,5 Triliun
Sebagai langkah awal, bahan baku untuk alumunium dibongkar di pelabuhan untuk dimasukan kedalam silo masing-masing melalui belt conveyor. Alumina di dalam solo kemudian dialirkan ke dry scrubber system' untuk direaksikan dengan gas HF dari tungku reduksi.
Reached alumina tersebut kemudian dibawa ke hopper pot dengan anode changing rame dan dimasukan kedalam tungku reduksi. Kemudian lokasi yang ada didalam solo dicampurkan dengan butter atau puntung anoda dan dipanaskan terlebih dahulu.
Baca juga: Jadikan Inalum Holding Pertambangan, Budi Gunadi: Kita Ingin Jadi Perusahaan Dunia
Kemudian material-material tersebut dicampur dengan pitch sebagai perekatnya. Lalu material tersebut dicetak di shacking Machinery menjadi blok karbon mentah.
Blok tersebut kemudian dipanggang di Baking Furnance. Anoda yang sudah dipanggang kemudian dibawa ke pabrik perangkat untuk diberikan tangkai yang dinamakan Anode Assembly.
Annode asembly ini kemudian dibawa menuju pabrik reduksi dengan kendaraan khusus Anode Transportasi Car (ATC) untuk digunakan sebagai elektroda dalam proses elektronika. Setelah anoda tersebut dipakai selama kurang lebih 30 hari didalam pot puntung anoda tersebut diganti dengan yang baru.
Baca juga: Soal Divestasi, Inalum Bakal Beli 51% Saham Freeport?
Kemudian puntung tersebut dipecah di pabrik perangkaian untuk kemudian dipakai lagi. "Nanti putung ini (kalau sudah tidak terpakai) bisa direcycle kembali dan itu ada tempatnya," ujar salah satu pemandu dari PT Inalum (Persero) di Pabrik Peleburan Alumunium, Kuala Tanjung, Sumatera Utara, Selasa (5/12/2017).
Didalam tungku reduksi, alumina akan delektrplisa menjadi alumunium cair. Dimana setiap 32 jam, setiap pot akan dihisap 2,8 sampai 2 ton aluminum.
Kemudian Alumunium cair ini dibawa ke pabrik penuangan dengan Metal Transportasi Car (MTC) dan dituangkan kedalam holding Furnance. Setelah mendapat proses lanjutan, alumunium cair tersebut dicetak di casting Machinery menjadi ingot den yg ane berat 22,7 kilogram (kg) per batang.
"Setelah dicetak dijemur selama sehari . Kemudian diikat dan siap untuk dipasarkan," jelasnya.
Sebagai informasi tambahan, Abrik peleburan Kuala Tanjung, memiliki kapasitas terpasang 225 ribu ton almunium per tahun ini. Selain itu, pabrik peleburan ini juga dibangun berdekatan dengan Pelabuhan Inalum (TUKS) Kuala Tanjung yang menghadap langsung Selat Malaka.