Tak hanya itu, rusunawa bertipe untuk penghuni lajang juga sudah tidak laku. Meskipun masih berstatus lajang, generasi saat ini lebih memilih mencari hunian bertipe untuk diisi satu keluarga. "Selama ini kita buat rusunawa dengan tipe lajang enggak laku. Ternyata mereka ingin bawa keluarga. Akhirnya kita tahun ini mulai ubah, tipe lajang enggak ada, adanya tipe keluarga tipe 36," lanjutnya.
Namun mengingat keadaan sekarang, sulit membangun rumah tapak karena keterbatasan lahan. Maka solusinya adalah hunian vertikal. Hanya saja, dia harus mampu memenuhi keinginan generasi milenial. Untuk itu, pengembang juga didorong untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
"Solusinya tetap untuk generasi milenial kan hidupnya udah kayak hidup di kafe-kafe, mungkin enggak perlu rumah tinggal/landed house, mungkin cocoknya rusunawa. Tapi kalau kalimatnya rusunawa mereka enggak tertarik. Jadi apartemen sewa," jelasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)