JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumpulkan pakar-pakar dan ahli urbanisasi dan perkotaan dari berbagai negara di seluruh dunia. Mereka dikumpulkan untuk memberikan pendapat terkait isu-isu urbanisasi serta masalah dalam lingkungan perkotaan.
Dalam keynote spechnya, Menkeu Sri Mulyani mengingat diadakannya acara ini bertujuan untuk mengetahui tata kelola urbanisasi yang baik dari berbagai negara. Sehingga dengan tata kelola yang baik, urbanisasi bisa menjadi pendongkrak perekonomian negara.
"Hari ini kita melakukan seminar dengan topik bagaiamana mengelola proses urbanisasi untuk menciptakan kota-kota yang susitanabel. Kita juga perlu belajar internasional experience untuk mendengar pengelolaan urbanisasi yang lebih baik," ujarnya dalam acara seminar Kementerian Keuangan "Managing Urbanisasi for Sustainable City" di Hotel Shangrila, Jakarta, Selasa (19/12/2017).
Menurut Sri Mulyani, proses urbanisasi bisa menjadi salah satu instrumen pendongkrak perekonomian jika dapat dikelola dengan baik. Salah satu contohnya adalah negara seperti China.
Baca juga: Menteri Bambang Segera Umumkan Ibu Kota Baru, di Mana?
Dia menjelaskan, China berhasil membuat urbanisasi berkontribusi sebesar 9% terhadap perekonomian negaranya, kemudian India berhasil membuat urbanisasi berkontribusi sebar 7% terhadap perekonomian negaranya. Sedangkan Indonesia, masih berada di angka 4% terhadap perekonomian Indonesia.
"Urbanisasi kalau dikelolah lebih baik bisa berdampak kepada perekonomian. Kontribusi urbanisasi di Cina itu sudah 9% di India sudah 7% di Indonesia masih 4%. Semua negara didunia juga bisa meningkat dari low income menjadi high income biasanya dari proses urbanisasi yang baik," jelasnya.
Baca juga: Biaya Pemindahan Ibu Kota Rp500 Triliun, Awas Ada Daerah yang Cemburu
Selain itu, acara ini seminar ini juga sebagai merupakan agenda menuju annual meeting IMF-World Bank pada tahun 2018. Yang mana program ini sebagai bukti jika Indonesia merupakan negara yang prgresif dan berdaya tahan.
"Program ini juga bertujuan untuk menunjukan Indonesia sebagai resilience, progresif dan berdaya tahan. Program seminar ini lebih lanjut didiskusikan di tahun-tahun berikutnya," jelasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)