JAKARTA - Pemerintah mencatat realisasi penerimaan perpajakan 2017 mencapai Rp1.339,8 triliun atau 91% dari target di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017.
Angka ini terdiri dari Pajak Penghasilan (PPh) Migas sebesar Rp50,3 triliun (120,4%), Pajak nonmigas sebesar Rp1.097,2 triliun (88,4%) dan Kepabeanan dan Cukai sebesar Rp192,3 triliun.
Sementara itu, realisasi defisit sepanjang tahun ini mencapai 2,57% atau lebih rendah dari target APBN sebesar 2,92%. Dengan demikian maka keseimbangan primer mengecil menjadi 129,3 triliun dari di APBNP 2017 sebesar Rp178 triliun.
Baca Juga: Walau Ada Tax Amnesty, Penerimaan Perpajakan 2017 Cuma Rp1.339 Triliun atau 91% dari Target
Khusus untuk realisasi penerimaan pajak nonmigas realisasi sementara ini hanya sampai tanggal 30 Desember 2017. Sedangkan pada 31 Desember ada penerimaan negara dari perpajakan sebesar Rp4 triliun. Dengan demikian maka penerimaan pajak hingga 31 Desember 2017 mencapai Rp1.151,5 triliun dengan capaian 89,74%.
Artinya dengan angka capaian pajak ini, maka ada selisih antara realisasi dan target (shortfall) sebesar Rp132,1 dari target APBN-P 2017 sebesar Rp1.283,6 triliun.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan penerimaan pajak di tahun ini sudah lebih baik dari tahun 2016. Padahal, pada 2016 ada tax amnesty selama 6 bulan dan 2017 hanya 3 bulan.
"Jadi secara keseluruhan, compliance lebih baik juga menghasilkan penerimaan yang baik dan mencerminkan kinerja kami. Kalau kita hilangkan faktor tax amnesty yang tidak berulang maka pertumbuhan penerimaan perpajakan kita jauh lebih tinggi tidak hanya 4,3% namun mencapai 12,4%," ungkapnya di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Baca Juga: Demi Pajak, Sri Mulyani Sematkan 2 Jabatan ke Robert Pakpahan
Sri Mulyani juga menyatakan hasil pencapaian ini maka terlihat kinerja pemerintah sudah semakin baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Ini menunjukkan suatu peningkatan yang sangat baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Perbaikan perpajakan tahun 2015 hanya 8,2% dan sayangnya itu hanya 83,3% bandingkan tahun ini yang 91%," tukasnya.
(Dani Jumadil Akhir)