JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengantar putrinya yang akan terbang ke Inggris untuk melanjutkan studinya dengan menggunakan kereta bandara yang baru beroperasi akhir Desember 2017 di Jakarta.
"Anak saya mau pergi ke sekolahnya dia, jadi saya coba naik kereta bandara, saya kepingin nyoba ini," kata Jonan yang pernah menjabat sebagai Dirut PT KAI pada 2009-2014 itu saat memberikan keterangan di dalam kereta bandara menuju Bandara Soekarno-Hatta, Minggu malam.
Baca juga: Kereta Bandara Kurangi Jadwal KRL, Kemenhub Siap Tambah Rangkaian Commuter Line
Putri kedua Jonan sedang menempuh pendidikan di sebuah universitas di Inggris dan sudah selesai menghabiskan waktu liburnya di Tanah Air untuk kemudian kembali ke Inggris.
Maka untuk sekaligus menjajal kereta bandara, Jonan pun mengajak putrinya naik kereta bandara yang berangkat dari Stasiun Sudirman Baru pada pukul 19.21 WIB.
Perjalanan pertama kali menggunakan kereta bandara bagi Jonan itu juga untuk meyakinkan masyarakat bahwa kereta bandara layak untuk menjadi transportasi pilihan bagi masyarakat saat akan pergi ke Bandara Soekaro-Hatta.
Baca juga: Setelah Soetta, Tiga Kereta Bandara Bakal Beroperasi Tahun ini
"Selain nyaman kan bisa juga untuk meyakinkan masyarakat bahwa naik kereta ini ada tiga keuntungannya," kata Jonan.
Tiga keuntungan tersebut yakni menurunkan konsumsi bahan bakar minyak (BBM), menghemat waktu, dan mengurangi polusi.
"Kan kalau menggunakan BBM kan polusinya lebih banyak, tantangannya kereta ini kan pakai listrik, listrik kan pakai BBM juga tapi kan bisa menggunakan batubara atau geotermal yang kita enggak perlu impor," katanya.
Baca juga: Tak Ingin Andalkan PSO, Kereta Bandara Cari Pengiklan
Jonan menyempatkan diri untuk berjalan-jalan di gerbong untuk sekaligus meninjau fasilitas dan tingkat kenyamanannya.
Bahkan mantan menteri perhubungan itu juga menyempatkan diri untuk turun sesaat di Stasiun Batu Ceper untuk memantau langsung perkembangan stasiun dan fasilitas pendukungnya yang masih dalam tahap pembangunan.
Ia berpendapat secara keseluruhan amat puas dengan keberadaan kereta bandara yang pernah dirintisnya sejak akhir 2011 saat ia menjabat sebagai dirut PT KAI.
Selain itu, stasiun juga dianggapnya telah sesuai dengan standar internasional meskipun ia belum secara langsung merasakan pelayanan saat penumpang dalam keadaan ramai atau "peak".
Harga tiket kereta sebesar Rp70.000 pun dinilainya tidak terlalu mahal atau sesuai dengan rata-rata harga kereta serupa di luar negeri.
"Kalau ke bandara kan semua duduk, tidak ada yang berdiri, dan kereta ini tidak ada subsidi jadi saya pikir harga Rp70.000 itu cukup masuk akal. Itu kan hanya setara lima dolar AS lebih sedikit," katanya.
Sementara tingkat kenyamanan dan disain interior kereta juga dinilai Jonan sudah cukup baik dan memuaskan.
Hanya saja ia mengevaluasi waktu berhenti untuk transit yang dinilainya masih terlalu lama di beberapa stasiun misalnya di Stasiun Duri dan Stasiun Batu Ceper yang mencapai 8 menit.
Menteri Jonan tiba di Stasiun Sudirman Baru Jakarta Pusat, Minggu malam, sekitar pukul 19.15 WIB.
Seperti diketahui, setibanya di Stasiun Sudirman Baru, Jonan yang menjabat sebagai Dirut PT KAI pada 2009-2014 itu langsung menuju kereta.
Kereta bandara yang ditumpanginya berangkat dari Stasiun Sudirman Baru pada pukul 19.21 WIB.
Jonan pada kesempatan tersebut mengenakan t-shirt berwarna putih dan celana warna khaki.
Dia berpenampilan santai karena ingin menjajal kereta bandara yang pernah dirintisnya beberapa tahun lalu.
Sepanjang perjalanan Jonan banyak menanyakan operasional kereta bandara termasuk produsennya, Inca kepada Dirut PT Railink Heru K. yang juga didampingi Dirut PT KAI Eddy Sukmoro.
Jonan pun menyempatkan diri berjalan-jalan di dalam gerbong untuk merasakan sendiri kenyamanan di dalam kereta bandara.
Dia mengatakan, dengan memilih kereta bandara ada tiga keuntungan yang didapat yakni menurunkan konsumsi BBM, hemat waktu, dan menurunkan tingkat polusi.
Jonan mengatakan, kereta ini adalah impiannya sejak akhir 2011 ketika ia menjabat sebagai Dirut PT KAI.
"Ya senang impian terwujud makanya saya mencoba ini," katanya.
(Fakhri Rezy)