JAKARTA - Kereta Api (KA) Bandara Soekarno-Hatta hanya mengangkut 1,5 juta penumpang sepanjang tahun 2018. Posisi stasiun dinilai menjadi penyebab sepinya jumlah penumpang kereta bandara.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero), Edi Sukmoro mengatakan, saat ini stasiun keberangkatan dan tujuan akhir ada KA Bandara Soetta dari Bandara Soedirman. Padahal, posisi stasiun seharusnya ada di Manggarai.
Baca Juga: Bandara Soetta Bakal Kembangkan Lagi Skytrain
"Mungkin ada hal yg tidak dimengerti. Bahwa kereta bandara itu departure (keberangkatan) sama destinasinya kan di Manggarai, bukan di Sudirman. Kalau di Sudirman itu, orang mau berangkat itu akan kesulitan, perlu masuk keluar (stasiun)," ujar Edi saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Dia mengatakan, pemerintah saat ini sedang merombak Stasiun Manggarai untuk mengakomodasi keberadaan KA bandara, termasuk pembangunan peron. Dia berharap, proses konstruksi bisa segera diselesaikan sehingga bisa menambah jumlah penumpang.
Edi mengatakan, meski sedikit, ada tren kenaikan jumlah KA bandara setelah rutenya diperpanjang hingga Stasiun Bekasi. Langkah alternatif ini, kata dia, cukup mendongkrak jumlah penumpang.
Hasil temuan Institut Studi Transportasi menyatakan, sejak diresmikan 2 Januari 2018, rata-rata okupansi harian KA bandara baru mencapai 26%.
Baca Juga: Antrean Membludak, Menhub Akan Tinjau Stasiun Duri
Beberapa kalangan mengeluhkan tingginya harga tiket yang dipungut, Rp70.000. Harga tersebut lebih tinggi sedikit dibanding Bus Bandara Damri dengan kisaran harga Rp50.000.
"Nantinya barangkali harus ada pertimbangan di hari khusus diskon, jadi tidak melulu menargetkan tarif," tutur Edi. (Rully Ramli-Inews)
Follow Berita Okezone di Google News
(fbn)