JAKARTA – Pemerintah melalui Perum Bulog memperluas jangkauan operasi pasar beras hingga 1.800 titik jual di seluruh Indonesia, dengan sasaran menyediakan beras kualitas medium seharga di bawah harga eceran tertinggi (HET).
Memperhatikan perkembangan harga beras kualitas medium yang terbentuk oleh pasar, yang cenderung berada di atas HET, Perum Bulog melakukan operasi pasar(OP) beras kualitas medium dengan menggunakan cadangan beras pemerintah (CBP).
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan atas instruksi menteri perdagangan (mendag), sejak November 2017, Perum Bulog telah menggelar OP namun volume dan cakupan OP belum mampu meredam pergerakan harga beras. Djarot mengungkapkan, Bulog telah menggelontorkan 50.000 ton untuk OP beras nasional di 1.100 titik.
”Jumlah itu masih belum cukup dan atas instruksi mendag hari ini, kami menambah menjadi 1.800 titik seluruh Indonesia,” ujarnya di sela-sela peluncuran OP beras oleh Bulog di Gedung Perum Bulog Divre DKI Jakarta kemarin.
Menurut Djarot, sejak 1 Januari, jumlah beras yang dioperasikan setiap harinya juga terus meningkat hingga mencapai 13.000 ton per hari.
Volume tersebut kemungkinan akan ditingkatkan hingga 20.000 ton per hari, dengan sasaran menekan harga beras medium hingga turun setidaknya setara dengan HET (untuk wilayah I) yaitu Rp9.450 per kg. Adapun dalam OP beras ini, Bulog menjual dengan harga Rp9300 per kg.