JAKARTA - Perusahaan riset pasar, Kantar Worldpanel Indonesia dari hasil survei terakhir menyebutkan konsumsi masyarakat di luar rumah (out of home) terus mengalami kenaikan seiring dengan perubahan prilaku masyarakat.
"Survei kami menunjukkan komposisi konsumsi masyarakat di luar rumah 61%, sedangkan konsumsi barang untuk dibawa pulang (in home) 39%," kata New Business Development Director Kantar Worldpanel Indonesia, Fanny Murhayati di Jakarta, Selasa (16/1/2018).
Fanny mengatakan, survei yang ditujukan kepada produsen/ distributor untuk mengetahui sejauh mana prilaku belanja masyarakat sesuai dengan penghasilan, usia, status sosial serta kategori lainnya karena sangat menentukan dalam memilih produk sesuai harga, ukuran kemasan, rasa, dan lain sebagainya.
Fanny mengatakan, untuk survei ini, Kantar Worldpanel Indonesia melakukan tracking pada lebih dari 20 kategori, melibatkan lebih dari 30.000 panelis dan mencakup 98 persen populasi perkotaan di Indonesia.
Survei ini, menurut Fanny, memberikan manfaat kepada para pelaku/ pemain fast moving consumer goods (FMCG) terutama makanan dan minuman dalam menyusun strategi pasar agar sesuai dengan prilaku konsumen.
"Kami melibatkan ibu rumah tangga sebagai panelis untuk mencatat pengeluaran in home dan out of home. Karena mereka yang tahu persis berapa pengeluaran per bulan serta diperuntukan buat apa saja," ujar Fanny.
Sedangkan Account Director Kantar World Panel Indonesia, Andi Siswanto mengatakan terdapat dua prilaku yang berbeda untuk konsumsi di luar rumah dan di rumah. Kalau konsumsi di luar rumah tidak direncanakan dalam artian kalau sedang haus tentunya akan segera mencari warung atau mini market terdekat untuk membeli minuman, berbeda dengan konsumsi di rumah yang penuh dengan perencanaan sesuai dengan kemampuan keuangan, kebutuhan, termasuk lokasi belanja.
Andi mengatakan, dalam bersaing memenangkan pilihan konsumen, para pemain FMCG tidak hanya berkompetisi di dalam satu kategori, tetapi juga antar kategori yang berbeda. Misalnya untuk produk siap minum, air mineral, teh siap saji, minuman isotonik dan lainya akan saling bersaing untuk produk pelepas dahaga.
Demikian pula untuk kategori makanan, biskuit, coklat atau kategori siap makan lainnya, juga akan saling bersaing untuk produk pemenuh rasa lapar.
Hampir semua konsumen di perkotaan besar di Indonesia pernah mengkonsumsi produk siap saji. Sehingga para pemain FMCG harus berlomba untuk meningkatkan frekuensi belanja, dengan memenangkan momen dan kesempatan, kata Andi.
Andi mengungkapkan terdapat empat hal yang harus diperhatikan pelaku FMCG untuk menarik pasar out of home yakni ketersediaan barang/ produk, tipe dan keragaman produk, harga, dan inovasi.