JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memastikan bahwa salah satu anak usahanya, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) akan menerbitkan saham baru dengan melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue tahun ini.
Direktur Strategi Bisnis dan Keuangan Bank BRI Haru Koesmahargyo menjelaskan, right issue dilakukan lantaran BRI Agro akan naik kelas dari Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 2 menjadi BUKU 3 yang harus memiliki modal inti di atas Rp5 triliun. Dengan right issue ini, BRI Agro bakal mendapat suntikan dana dari pemilik saham.
"Untuk waktunya melihat situasi, pokoknya bisa sepanjang 2018. Dengan ditambah laba ditahan, mudah-mudahan bisa sampai Rp5 triliun di akhir 2018," ujarnya usai paparan kinerja Kuartal IV-2017 di kantor BRI Pusat, Jakarta, Rabu (24/1/2018).
Dalam hal ini, Haru memastikan bahwa BRI tidak akan mengeksekusi haknya sebagai pemegang saham mayoritas. Sehingga, saham BRI di BRI Agro akan terdilusi. "Kita tidak menggunakan haknya semua jadi kita terdelusi sedikit, jadi masih mayoriti," kata dia.
Selain itu, right issue juga ditujukan agar kepemilikan saham publik di BRI Agro meningkat. Saat ini, jumlah saham AGRO yang tersebar di publik sebanyak 1,28 miliar lembar atau setara 7,2% dari modal yang disetor perseroan. "Kita ingin publik lebih besar, market cap jadi besar. Jadi BRI lebih kecil sedikit. Karena skrg porsi publiknya kan terlalu kecil," tandas dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)