WASHINGTON - Bank sentral AS Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya. The Fed memutuskan untuk mempertahankan target tingkat suku bunga acuan federal funds pada 1,25% sampai 1,5%.
Keputusan ini diambil Janet Yellen sebelum bersiap menyerahkan kepemimpinan bank sentral kepada Jerome Powell akhir pekan ini.
The Fed juga memberikan penilaian positif terhadap pertumbuhan ekonomi AS baru-baru ini.
Baca Juga: Suku Bunga AS Naik, BI: Sudah Dalam Hitungan Kami
"Kenaikan dalam lapangan pekerjaan, pengeluaran rumah tangga, dan bisnis investasi tetap telah menguat, serta tingkat pengangguran tetap rendah," tulis Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), komite pembuat kebijakan the Fed dalam sebuah pernyataan.
The Fed juga memperkirakan inflasi AS pada basis 12 bulan bergerak naik tahun ini dan menjadi stabil di sekitar target bank sentral 2,0% dalam jangka menengah.
Ukuran untuk inflasi yang disukai oleh Fed naik 1,7% pada Desember dari setahun sebelumnya, menurut data terakhir yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan.
Baca Juga: Suku Bunga AS Naik, BEI: Enggak Perlu Terlalu Khawatir
Para analis mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dan kenaikan inflasi dapat menetapkan tingkat kenaikan suku bunga dalam pertemuan kebijakan Fed berikutnya, yang dijadwalkan pada 20-21 Maret.
Harga-harga berjangka untuk suku bunga federal fund juga menunjukkan bahwa para investor saat ini melihat kemungkinan kenaikan suku bunga pada Maret sekitar 80%.
Pertemuan Januari merupakan kebijakan terakhir di bawah kepemimpinan empat tahun Yellen, karena masa jabatannya akan berakhir pada 3 Februari.
Baca Juga: The Fed Naikkan Suku Bunga hingga 25 Basis Poin
FOMC mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah bahwa pihaknya dengan suara bulat memilih Powell sebagai ketua, efektif pada 3 Februari 2018. Dia diharapkan dilantik secara resmi sebagai Ketua Dewan Gubernur the Fed berikutnya pada Senin 5 Februari.
Powell, yang telah menjadi anggota Dewan Gubernur Fed sejak 2012, dinominasikan oleh Presiden Donald Trump pada November untuk menggantikan Yellen. Dia akan menjadi Ketua Fed pertama tanpa gelar Ph.D. di bidang ekonomi sejak tahun 1980-an.
Para pelaku pasar secara luas memperkirakan bahwa Fed di bawah kepemimpinan Powell akan menjamin kelanjutan pengetatan bertahap dalam kebijakan moneter, sambil mengurangi beban regulasi pada beberapa lembaga keuangan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)