JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV-2017 tumbuh 5,19%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV-2017 lebih tinggi dari kuartal IV-2016 sebesar 4,94% dan kuartal IV-2015 sebesar 5,15%
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi 2017 sepanjang 2017 hanya mencapai 5,07%. Hal ini disampaikan Kepala BPS Kecuk Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Senin (5/2/2018).
Menurutnya, harga komoditas migas dan nonmigas di pasar internasional pada kuartal IV-2017 secara umum mengalami peningkatan baik secara quartal to quartal (q-to-q) maupun secara year on year (y-on-y).
Momentum pertumbuhan ekonomi global terus menunjukkan adanya peningkatan di kuartal IV-2014. Sementara itu, ekonomi beberapa mitra dagang Indonesia masih tumbuh cukup kuat
Tercatat, pertumbuhan ekonomi China stagnan pada posisi 6,8% di kuartal IV-2017, Amerika Serikat menguat dari 2,3% menjadi 2,5% di kuartal IV-2017, Jepang diprediksi IMF menguat 1,5% menjadi 2% di kuartal IV-2017, Singapura melambat dari 5,4% menjadi 3,1% di kuartal IV-2017.
"Ini penting karena pangsa ekspor ke China tinggi," jelasnya.
Harga komoditas nonmigas alami kenaikan secara q-to-q seperti komoditas gula, minyak kelapa sawit, dan peningkatan daging sapi
Tercatat, pangsa ekspor Indonesia ke AS di kuartal IV-2017 sebesar 10%. Pangsa pasar ekspor Indonesia ke Jepang 10,84% begitu juga Singapura.
Di sisi lain, nilai ekspor Indonesia menggembirakan tapi yang membuat Presiden Jokowi tidak happy karena totalnya masih kalah dari negara tetangga.
"Jadi berbagai catatan peristiwa di kuartal IV-2017, maka pertumbuhan ekonomi itu digabung dari kuartal I-IV 2017 maka pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 5,07%," tukasnya.