WASHINGTON - Jerome Powell mengambil sumpah jabatan pada Senin (5/2) sebagai Gubernur Federal Reserve AS, menggantikan Janet Yellen.
"Hari ini, tingkat pengangguran rendah, ekonomi tumbuh, dan inflasi rendah. Melalui keputusan-keputusan kami mengenai kebijakan moneter, kami akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, pasar kerja yang sehat, dan stabilitas harga," kata Powell setelah dilantik untuk memimpin bank sentral AS.
Baca juga: Janet Yellen Bakal Jadi Peneliti Usai Tinggalkan Jabatan Gubernur The Fed
Seperti diketahui, Powell merupakan orang ke-16 yang memegang jabatan tersebut. Dirinya dinominasikan oleh Presiden Donald Trump pada November tahun lalu. Senat AS menyetujuinya pada akhir Januari untuk memimpin bank sentral dalam jangka waktu empat tahun.
"Rekan-rekan saya dan saya akan tetap waspada, dan kami siap untuk menanggapi berbagai risiko," kata Powell.
Baca juga:Jerome Powell Pimpin The Fed, Begini Dampak ke Ekonomi Indonesia versi Agus Marto
Kepala the Fed yang Baru harus siap menghadapi tantangan langsung di pasar keuangan yang sedang goyah. Terutama, saham-saham AS dibuka turun pada perdagangan Senin 5 Februari 2018 setelah aksi jual yang masif pada Jumat, 2 Februari 2018.
Salah satu kekhawatiran dari pasar adalah bahwa the Fed, di bawah Powell, akan mempercepat kenaikan suku bunga, merongrong momentum "bullish" pasar. Para ekonom secara luas memperkirakan the Fed akan menaikkan suku bunga tiga kali tahun ini, dengan kedatangan pertama pada Maret.
Baca juga: Jerome Powell Jadi Bos Baru The Fed, Gubernur BI: Dia seperti Janet Yellen
Dalam sidang konfirmasi di Komite Perbankan Senat pada November, Powell mengindikasikan bahwa dia akan melanjutkan strategi normalisasi kebijakan moneter bertahap, yang disusun oleh pendahulunya, Yellen.
Tantangan Powell yang lain adalah dari peraturan terakhir Yellen. The Fed mengatakan kepada Wells Fargo pada Jumat (1/2) bahwa bank tersebut akan dibatasi untuk tumbuh lebih besar dari total ukuran asetnya sampai akhir 2017, karena penyalahgunaan konsumen.
"Kami tidak dapat mentolerir kesalahan yang meluas dan terus-menerus di bank manapun," kata Yellen, yang menolak retorika deregulasi Presiden Trump.
"Saya juga senang melaporkan bahwa sistem keuangan kita sekarang jauh lebih kuat dan lebih tahan daripada sebelum krisis keuangan yang dimulai sekitar satu dekade lalu. Kami ingin tetap seperti itu," Powell.
(Fakhri Rezy)