AirAsia Gadai Unit Penyewaan Pesawat Terbang Rp15,93 Triliun

Ulfa Arieza, Jurnalis
Jum'at 02 Maret 2018 16:51 WIB
Pesawat AirAsia. (Foto: Okezone/Heru)
Share :

JAKARTA - AirAsia Berhad menjual unit usahanya di bidang penyewaan pesawat terbang senilai total USD1,18 miliar (Rp15,93 triliun jika mengacu kurs Rp13.500 per USD). Keputusan tersebut menghasilkan dana tunai kurang lebih senilai USD902 juta serta menegaskan strategi divestasi aset non inti yang dilakukan AirAsia untuk fokus pada bisnis operasional maskapai utamanya

Asia Aviation Capital Ltd, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh AirAsia Berhad tersebut, telah menandatangani perjanjian untuk menjual unitoperasi penyewaan pesawat terbangnya kepada entitas yang dikelola oleh perusahaan pengelola investasi pesawat jet komersial, BBAM Limited Partnership. Adapun total nilai penjualan sebesar USD1,18 miliar dengan mempertimbangkan nilai perusahaan sebesar yang saat ini mencapai USD2,85 miliar.

CEO Grup AirAsia Tony Fernandes mengatakan, penjualan unit usaha ini selaras dengan strategi perusahaan untuk mengurangi aset dan bisnis non-inti. Langkah tersebut, telah dimulai sejak enam bulan terakhir yang diawali dengan pusat pelatihan, unit pelayanan darat dan sekarang unit penyewaan pesawat.

“Kesepakatan ini menunjukkan bahwa upaya tersebut adalah strategi yang tepat karena kami memiliki aset investasi yang bernilai untuk dijual kembali sebagai imbalan atas uang dan hubungan ekuitas dalam dua perusahaan besar, sekaligus mengurangi risiko residual," ujarnya dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (2/3/2018).

Dia melanjuttkan, strategi yang telah dimulai pada 2004 tersebut, kini membuahkan hasil. AirAsia sekarang telah mengurangi sebagian besar aset fisik non inti dan memulai strategi digital yang baru.

"Grup AirAsia dengan senang hati memulai kemitraan jangka panjang baru ini dengan Stevebeserta timnya di BBAM dan FLY. Steve memiliki visi dan keberanian untuk mengambil alih BBAM dan membangun bisnis sewa guna usaha bersama paraprofesional di bidangnya," jelas dia.

"Dalam banyak hal, kami memiliki DNA yang serupa dan hal tersebut membuat kemitraan ini semakin istimewa. Kami berharap kerja sama ini dapat berlangsung ke depannya dalam jangka panjang," pungkas Tony.

Adapun Credit Suisse, BNP Paribas, dan RHB bertindak sebagai penasihat keuangan bersama, serta Milbank dan ZICO bertindak sebagai penasihat untuk AirAsia Berhad.

Berdasarkan kesepakatan, FLY Leasing Limited (FLY), Incline B Aviation Limited Partnership (Incline), dan Nomura Babcock and Brown (NBB) akan mengakuisisi sebanyak 84 pesawat terbang dan 14 mesin di mana 79 pesawat dan 14 mesin di antaranya akan disewakan kembali pada AirAsia dan afiliasinya.

FLY dan Incline pun sepakat untuk mengakuisisi 48 pesawat yang akan dikirim ke AirAsia Berhad dan tengah mempertimbangkan untuk mengakuisisi 50 pesawat lainnya.

Selain itu, AirAsia Berhad juga akan menerima nilai investasi sebesar USD50 juta di FLY American Depositary Shares (ADS), sehingga AirAsia Berhad diperkirakan memiliki sekitar 10,2% saham FLY.

AirAsia Berhad juga akan berkomitmen untuk berinvestasi di Incline Parallel Funds senilai 50 juta USD, bersama-sama dengan Incline Aviation Master Fund dalam bidang investasi penerbangan global. Melalui langkah ini, AirAsia Berhad diperkirakan akan memperoleh keuntungan penjualan sekitar 967,1 juta ringgit.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya