JAKARTA - Pemerintah memoratorium pendaftaran driver baru taksi online. Hal tersebut diputuskan karena jumlah driver dari satu aplikator mencapai 175.000.
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengaku, sudah membicarakan rencana moratorium beberapa waktu ini. Pasalnya, bila melihat jumlahnya sudah sangat memprihatikan sebagai suatu bisnis.
Baca juga: Banyak Driver Nganggur, Pemerintah Minta Moratorium Penerimaan Baru Taksi Online
"Aduh saya kadang-kadang mengelus dada kok seperti kayak gitu mau usaha-usaha tapi jangan memperhatikan dari sisi bisnis semata gitu kan kan. Kemarin sekitar beberapa minggu yang lalu saya bilang ke Pak Cucu moratorium tuh," tuturnya, di Kantor Maritim, Gedung BPPT, Jakarta, Senin (12/3/2018).
Dari laporan Kemenkominfo jumlah driver pada satu aplikator sudah mencapai 166.000. Namun berselang beberapa waktu kemudian, di mana hari ini dilakukan rapat dengan Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, jumlha driver sudah bertambah lagi.
Baca juga: Menko Luhut Panggil Menhub hingga Polisi Bahas Taksi Online
"Tadi disampaikan saat ini sudah 175 ribu. Makanya tadi Pak Menko Maritim selaku pimpinan rapat menyampaikan sekarang berhenti semua gak ada pendaftaran baru deh gitu, gak ada mitra baru diterima langsung oleh aplikator," tuturnya.
Guna mengawasi penamabahan jumlah kuota ke depan, Budi mengatakan, Kemenkominfo diberi tugas untuk membuat dashboardm Dari situ akan dilakukan pengawasan digital.
Baca juga: April, Taksi Online "Nakal" Akan Ditindak
"Nah digital dashboard-nya itu tadi masih belum sebagaimana yang kita harapkan. Nah tadi Pak Menko dan Pak Menhub minta waktu satu minggu Kominfo memperbaiki digital dashboard seperti yang diharapkan.
Saya sudah paparkan tadi yang seperti apa sih real time, ada SIM, ada Kirnya ada beberapa indikator," tuturnya.
Menurut Budi, supaya mitra pengemudi online bisa berusaha dengan maksimal, makanya moratorium ini perlu dilakukan. Sebab, jumlah driver sebanyak 175.000 berada di wilayah yang berdekatan.
"Ya satu aplikator 175.000 di Jabodetabek. Itu hanya mobil," tuturnya.
(Fakhri Rezy)