"Saya katakan kalau harga CPO turun karena black campaign, petani kurang lebih community, penjual, pedagang yang hidup di sana kurang lebih 30 juta orang. Nah 30 juta orang ini kalau harga turun mereka mencari pendapatan di lain tempat," jelasnya.
Dia menjelaskan, nantinya para pekerja ini akan membuka lahan baru karena lahan lama telah dirusak dan hal inilah yang dapat merusak lingkungan.
"Kalau harga turun, communitynya mencari pendapatan lain membabat hutan tanam lain-lain dan macam-macam. Babat hutan merusak lingkungan karena pendapatan CPO tidak menjanjikan dan dia (PBB) tanya bagaimana keterlibatan masyarakat dan saya bilang 51% masyarakat Indonesia, petani terlibat. Selebihnya adalah perusahaan," tukasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)