Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey menyambut baik program ini sebagai wujud meningkatkan kesejahteraan pondok pesantren, khususnya di Jawa Timur. “Kami melakukan 3S hal sebagai bentuk kerja sama, yaitu sistem akan kami support karena sistem ritel modern adalah sistem yang baku, SOP mulai dari barang yang diterima sampai dijual, dan standar pelayanan,” ujarnya.
Roy menuturkan, standar pelayanan yang diberikan merupakan bagian dari vokasi, literasi, dan edukasi sehingga setiap santri yang membantu di ritel modern memiliki standar dan kemampuan sama. “Seperti layaknya menjalankan suatu ritel modern. Mereka bisa berlaku layaknya profesional,” tuturnya.
Baca Juga: Sektor Jasa Mulai Dominasi Perekonomian Nasional
Ketua Umum BPD Hipmi Jawa Timur Mufti Anam mengatakan, di pesantren sebenarnya sudah ada koperasi namun sulit bersaing karena ketersediaan produk dan distribusi logistik terbatas. “Kedua, ada kecenderungan konsumen ketika datang ke toko, mereka tidak mau membeli karena pro duknya tidak lengkap. Atas inisiasi Kemendag, kami kerja sama dengan ritel modern sehingga lahirlah program Ummart,” ungkapnya. Mufti menambahkan, untuk pilot project saat ini ada 10 toko ritel Ummart di wilayah Jawa Timur. Dia menargetkan 100 Ummart pada 2018-2019.
(Oktiani Endarwati)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)